Biografi Singkat Kyai Haji Noer Alie pahlawan Nasional Asal Bekasi

Perjuangan

Pada tahun 1934, ia menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama di Mekkah dan selama 6 tahun bermukim disana (1934-1940) ia aktif berorganisasi. Setibanya di Tanah Air, Noer Alie membuat gebrakan dengan mendirikan madrasah dan mendirikan pesantren di Ujung malang.

Saat Rapat Ikada digelar pada pada 19 September 1945 di Monas, Noer Alie datang dengan mengendarai delman. Pada bulan November 1945, KH Noer Alie membentuk Laskar Rakyat. Mereka dilatih mental oleh KH Noer Alie dan secara fisik dilatih dasar-dasar kemiliteran oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Bekasi dan Jatinegara, latihan kemiliteran tersebut dilakukan di Teluk Pucung-Bekasi.

Pada tanggal 29 November 1945, terjadi pertempuran antara pasukan KH Noer Alie dengan Sekutu – Inggris di Pondok Ungu. Pasukan rakyat KH Noer Alie mendesak pasukan Sekutu dengan serangan mendadak. Melihat kondisi pasukannya yang kocar-kacir, KH Noer Alie memerintahkan untuk mundur.

Baca juga: Biografi Pahlawan Nasional Mohammad Natsir Perdana Menteri Indonesia 5

Pembantaian yang terkenal dalam laporan De Exceseen Nota Belanda itu, di satu sisi mengakibatkan terbunuhnya rakyat, namun disisi lain para para petinggi Belanda dan Indonesia tersadar bahwa di sekitar Karawang, Cikampek, Bekasi danJakarta masih ada kekuatan Indonesia.

KH Noer Alie diminta untuk melakukan perlawanan secara bergerilya di Jawa Barat dengan tidak menggunakan nama TNI.

Belanda mengira hal itu dilakukan pasukan TNI di bawah Komandan Lukas Kustaryo yang memang bergerilya disana. Di situlah K.H. Noer Ali digelari “Singa Karawang-Bekasi”.

Ketika perlawanan bersenjata mulai mereda, pada 1949 KH Noer Alie memilih berjuang di lapangan sipil. Ia diminta membantu Muhammad Natsir sebagai anggota delegasi Republik Indonesia Serikat di Indonesia dalam konfrensi Indonesia– Belanda.

Namun jabatan pemerintahan yang seharusnya dimulai pada 15 Januari 1948 tidak berlangsung lama, karena pada 17 Januari 1948 terjadi Perjanjian Renville yang mengharuskan tentara Indonesia di Jawa Barat hijrah ke Jawa Tengah dan Banten. KH Noer Alie memilih hijrah ke Banten dengan membawa 100 orang pasukan dari Kompi Syukur.

Baca juga: Logo Hari Kemerdekaan Indonesia Dari Tahun Ke Tahun, Mana Yang Paling Bagus

Pada 17 Januari 1950, Panitia Amanat Rakyat menghimpun sekitar 25.000 rakyat Bekasi dan Cikarang di Alun – Alun Bekasi. Dan KH Noer Alie bersama Lukas Kustaryo menuntut agar nama kabupaten Jatinegara diubah menjadi Kabupaten Bekasi.

Kiai Haji Noer Alie meninggal di Bekasi, Jawa Barat pada tahun 1992. Beliau dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional pada 3 November 2006 melalui Keppres No. 85/TK/2006.

bekasiBiografiNoer AliePahlawan Nasional
Comments (0)
Add Comment