Arwin Penemu Varietas Kedelai Baru Sugentan Rekayasa Genetika

Tempe menjadi makanan primadona di beberapa daerah di Indonesia, berbagai resep varian makanan lahir dari bahan tempe ini. Selain memiliki nilai gizi yang tinggi tempe juga mudah dan murah untuk didapatkan.

Namun beberap waktu yang lalu masyarakat di hebohkan dengan kelangkaan tempe dikarenakan harga kedelai yang naik tajam.

Dari sinilah seorang bernama Arwin kelahiran Padang, 30 Mei 1967 yang pernah bekerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) berinovasi dengan menghadirkan varietes kedelai dengan umur tanam yang lebih pendek.

Arwin merupakan seorang peneliti utama di Batan yang khusus meneliti varietas tanaman. Beliau adalah alumnus Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang periode 1991.

Dalam sidang pelepasan varietas yang digelar Kementrian Pertanian (Kementan) memutuskan dua varietas kedelai inovasi Arwindinyatakan lolos. Dan saat ini Arwin masih menunggu surat keputusan (SK) dari menteri pertanian. Dia memperkirakan beberapa minggu lagi SK akan turun.

Sugentan

Nama varietas kedelai unggul tersebut adalah Sugentan 1 dan Sugentan 2. Kata tersebut diambil dari akronim Super Genjah Batan. Genjah sendiri berarti cepat berbuah.

Suentan merupakan indukan dari kedelai Argomulyo, dengan alasan disukai masyarakat dan sudah tersebar di kalangan petani.

Benih ini merupakan rekayasa genetik dengan menyinari atau meradiasi dengan sinar gama.Sehingga terjadi perubahan DNA kedelai akibat radiasi gama itu terjadi pada sel inti.

Usia tanam kedelai Argomulyo adalah 85 hari atau hampir tiga bulan sementara untuk sugentan ini menjadi 65 hari untuk Sugentan 1 dan 67 hari untuk Sugentan 2.

Dengan produksi Sugentan 1 mencapai rata-rata 2.54 ton/hektar dan potensi panen 3.04 ton/hektar. Sementara Sugentan 2 produksi 2.55 ton/hektar hasil panen 3.01 ton/hektar.

InspirasikedelaiNuklirpenemu varietasRekayasa GenetikaVarietas Kedelai
Comments (0)
Add Comment