Indonesia memiliki teladan yang perlu diketahui generasi saat ini. Seorang pria bernama Ir Sutami yang pernah menjabat Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Tenaga Listrik di era Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto. Beliau terkenal dengan kesederhanaanya sehingga terkenal sebagai menteri ‘termiskin’ dalam sejarah Indonesia.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sutami lahir pada 19 Oktober 1928 dari keluarga sederhana di Solo Jawa Tengah. Ayahnya, Raden Ngabehi Mloyowiguno, adalah pegawai karawitan Keraton Surakarta.
Sutami memiliki bakat seni menabuh gamelan dan menari yang diajarkan dari ayahnya. Ayah Sutami terbiasa hidup dengan mengemban nilai-nilai kejawaan. Walaupun akhirnya jalur seni tidak terbawa dalam takdir hidupnya.
Sutami malah lupa kepada hobi lamanya itu. Ia jadi keranjingan pada pelajaran aljabar dan mulai terobsesi mengejar cita menjadi insinyur. Maka dikejarlah impian itu sampai ke Bandung. Pada 1950 Sutami pun resmi menjadi mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Bandung (ITB).
Setelah lulus pada 1956, ia langsung magang menjadi asisten pengajar mata kuliah Beton Bertulang di Akademi Teknik Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga di Bandung. Berkat keuletannya, tidak sampai lima tahun dia sudah ditunjuk menjabat Direktur Utama Perusahaan Negara Hutama Karya yang bertanggung jawab menyelenggarakan sejumlah Proyek Mercusuar Sukarno.
Menjelang Asian Games IV pada 1962 di Jakarta, Sutami sempat diberi tugas memperkuat sejumlah bangunan di Senayan, termasuk Stadion Utama Senayan. Dari sana Sutami menemukan teori perhitungan beton yang lebih baik bernama teori ultimate strength design. Teori ini kembali dipergunakannya untuk membangun Gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces) pada 1965. Di masa Orde Baru gedung berkubah sayap semen ini berubah menjadi Gedung DPR/MPR.
Pada masa Orde Baru Sutami tidak banyak mengurusi proyek-proyek bangunan politik lagi. Hal ini memang sesuai dengan pandangan hidupnya yang menganggap insinyur harus punya sikap netral dan objektif.
Barangkali kedekatan Sutami dengan kebudayaan Jawa yang membuatnya cocok dengan Soeharto. Sutami tidak membutuhkan waktu lama untuk menerjemahkan visi pembangunan Orde Baru ke dalam serangkaian proyek.
Sepanjang masa jabatannya sebagai Menteri PU di Kabinet Pembangunan, Sutami banyak memelopori pembangunan waduk besar, pembuatan saluran irigasi tersier, dan pusat-pusat tenaga listrik. George J. Aditjondro melalui makalah “Large Dam Victims and Their Defenders” yang dimuat dalam The Politics of Environment in Southeast Asia (2005: 32) secara spesifik menyebut proyek-proyek Sutami sebagai monumen pembangunan Orde Baru.
Menurut Sutami, sebagaimana dipaparkan Aditjondro, pulau Jawa telah menanggung beban yang sangat berat sehingga sangat rawan terjadi bencana ekologis. Oleh karena itu, Jawa harus diselamatkan dengan jalan membangun lebih banyak waduk dan memindahkan sebagian penduduknya ke tempat pulau lain melalui program transmigrasi.
“Pulau Jawa saat ini sedang menderita penyakit kronis. Hutan lindung sudah sangat berkurang, jauh di bawah presentasi minimal. Erosi terus menerus terjadi. Tanah mulai kritis dan sungai menjadi dangkal. […] oleh karena itu dalam melakukan pembangunan harus diselipkan di dalamnya pengertian tentang konsolidasi wilayah,” kata Sutami seperti dikutip Kompas (15/11/1980).
Beberapa Fakta Sutarmi
- Jauh dari kata mewah
- Rumah bocor sampai tak bisa bayar listrik
- Tidak korupsi
- Tak bisa bayar rumah sakit
- Punya prestasi gemilang
Karir Ir Sutarmi
- Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi pada Kabinet Dwikora I (27 Agustus 1964 – 22 Februari 1966)
- Menteri Koordinator Kompartimen Pekerjaan Umum dan Tenaga pada Kabinet Dwikora II (22 Februari 1966 – 28 Maret 1966)
- Menteri Pekerjaan Umum dan Energi pada Kabinet Dwikora III (28 Maret 1966 – 25 Juli 1966)
- Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Ampera I (25 Juli 1966 – 17 Oktober 1967)
- Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Ampera II (17 Oktober 1967 – 6 Juni 1968)
- Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik pada Kabinet Pembangunan I (6 Juni 1968 – 28 Maret 1973)
- Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Pembangunan II (28 Maret 1973 – 29 Maret 1978)
Proyek Sutarmi
- Gedung DPR
- Jembatan Semanggi
- Waduk Jatiluhur
- Bandara Ngurah Rai
- Jembatan Musi Palembang
Demikian sedikit ulasan “Biografi Menteri Termiskin di Indonesia Ir Sutami,” semoga bermanfaat