Search
Close this search box.

Biografi Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj Andi Depu Asal Sulawesi

Biografi Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj Andi Depu Asal Sulawesi
Biografi Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj Andi Depu Asal Sulawesi

Pengukuhan gelar Hj Andi Depu sebagai Pahlawan Nasional, ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden nomor; 123/TK/2018 tanggal 6 November 2018. Ibu Agung Hj Andi Depu, ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada momentum peringatan Hari Pahlawan 2018.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Andi Depu muda bersekolah hingga tingkat Volkschool (sekolah rakyat atau desa). Pada 1923, Andi Depu menikah dengan seorang bangsawan bernama Andi Baso Pabiseang kemudian pada 1939, Ibu Agung diangkat menjadi Raja ke-51 Kerajaan Balanipa. Dengan statusnya itu, ia gigih melawan dan mengusir penjajahan Belanda dari tanah Mandar.

Demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah Belanda, Andi Depu rela meninggalkan kerajaan dan turun bersama rakyat melawan Belanda. Namun, sayangnya upaya Andi Depu ini ditentang oleh suaminya hingga berujung perceraian.

Saat remaja Andi Depu sudah mulai aktif di dalam berbagai organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan dan pada 1940 berdiri perkumpulan JIB (Jong Islamiten Bond) di daerah Mandar dimana Andi Depu sebagai penyokong utama organisasi tersebut. Aktivitas dalam perkumpulan kepemudaan saat itu, mewarnai cara berpikir dan cara pandang Andi Depu muda melihat pergolakan kebangsaan.

Kemudian, pada 1944 Andi Depu mendirikan organisai Pujingkai, suatu wadah gerakan yang melibatkan wanita sebagai tempat pelatihan dan penggodokan semangat juang wanita Mandar untuk merebut kemerdekaan dari pendudukkan militer Jepang.

Sebagai tindak lanjut untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Tanah Mandar, pada 21 Agustus 1945 Ibu Agung Andi Depu mendirikan organisasi kelaskaran yang diberi nama Kebangkitan Rahasia Islam Muda Mandar (Kelaskaran Keris Muda). Melalui kelaskaran Kris Muda Mandar yang dipimpin Andi Depu, maka gerakan perjuangan semakin terarah dan terkoordinir dengan rapi, baik dari aspek perencanaan maupun eksekusi hingga para pemuda yang tergabung dalam kelaskaran ini ikut berjuang mendampingi Ibu Agung Andi Depu.

Aksi Heroik Dalam catatan sejarah, ada sebuah aksi heroik Andi Depu yang rela mempertaruhkan jiwa dan raganya dalam mempertahankan bendera Merah Putih.Pagi itu, pada 28 Oktober 1945 tentara Belanda dengan kendaraan militer berhenti di depan Istana Raja Balanipa di Tinambung kemudian memaksa menurunkan Bendera Merah Putih yang sedang berkibar.

Para prajurit Belanda itu kemudian bergegas menuju ke tiang bendera dan bermaksud menurunkan Sang Saka Merah Putih. Namun, sebelum prajurit Belanda menyentuh tiang bendera itu, para pengawal istana dan masyarakat sekitar yang hanya bersenjatakan keris dan tombak berupaya dengan sekuat tenaga menghalang-halangi prajurit tersebut. Sebelumnya, para pengawal istana itu diberi titah oleh Andi Depu bahwa tidak seorang pun yang boleh menurunkan bendera Merah Putih itu.

Bersamaan dengan itu, salah seorang pengawal setia istana bergegas menemui Andi Depu yang saat itu baru selesai melaksanakan salat dhuha. Ia menyampaikan bahwa prajurit Belanda ingin menurunkan Bendera Merah Putih. Mendengar laporan tersebut Andi Depu beranjak dari tempatnya kemudian berlari ke tiang bendera sambil berseru Allahu Akbar seraya mendekap erat tiang bendera.

Dengan Bahasa Mandar Andi Depu menyeru “Lumbangpai Batangngu, Muliai Pai Bakkeu Anna Lumbango Bandera” yang artinya: “Biarlah Saya Gugur, Mayatku Terlangkahi Baru Bendera Kau Tumbangkan”.

Aksi heroik Andi Depu memeluk tiang bendera di tengah kepungan bayonet tentara Belanda, disaksikan oleh seluruh pengawal istana dan masyarakat Tinambung, dan tanpa perintah, para kawula dan rakyat Balanipa menerobos kepungan pasukan Belanda kemudian berdiri mengelilingi Ibu Agung Andi Depu.

Berikut Profil singkat Hj Andi Depu :

– Nama lengkap: Ibu Agung Andi Depu Maraqdia Balanipa
– Lahir di Tinambung, Polman Sulawesi Barat, Tahun 1907
– Wafat di Makassar, Sulawesi Selatan 18 Juni 1985
– Raja Balanipa ke-52
– Suami : Andi Baso Pabisseang
– Ayah : Laqju Kanna Idoro Raja Balanipa ke-50
– Ibu : Samaturu
– Pendiri Fujinkai Wadah Gerakan Wanita Mandar Melatih

Lihat juga berita-berita INITU di Google News, Klik Disini

Share the Post:

Related Posts