Cara Memanfaatkan Media Sosial Untuk Bisnis, Saatnya Go Online

Saatnya kita go online

Cara Memanfaatkan Media Sosial Untuk Bisnis, Saatnya Go Online

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Saat ini ada sekitar 132 juta penduduk Indonesia yang menggunakan internet. Artinya untuk memutuskan sesuatu mayoritas orang Indonesia mencari referensi di Internet maupun media social sebagai salah satu pertimbangannya.

 

Dalam sebuah survei terbatas kepada peserta pelatihan kami mendapatkan sebuah data yang barangkali bisa dijadikan acuan. Antara lain jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat rata rata adalah perdagangan dan ini lebih banyak jumlahnya daripada jenis usaha jasa. Artinya ada produk disana.

 

Survei kedua adalah rata rata mereka menggunakan instagram dan facebook sebagai media sosial. Dan kebanyakan belum digunakan sebagai sarana bisnis mereka secara serius.

 

Berikut salah satu artikel yang kami kutip dari  smartbisnis

 

Kita semua tahu bahwa Indonesia adalah pasar yang menjanjikan, dengan potensi yang sangat besar. Dengan kata lain, kita merupakan negara konsumen yang besar. Padahal negara kita tak melulu berisi manusia-manusia konsumen.

Statistik menyatakan banyak produsen dan pengusaha kecil yang ikut menyumbang GDP lebih dari setengah GDP negara dan menyerap banyak tenaga kerja produktif di Indonesia, yang sering disebut usaha kecil menengah (UKM). Ranah internet pun sebenarnya membuka peluang yang sangat besar bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya.

Saat ini produk apa saja punya potensi pasar tak hanya di Indonesia, tetapi dunia. Memberdayakan UKM agar berkembang melalui usaha online bukan hal yang baru di dengar. Belakangan telah banyak penggiat digital yang mencoba menggalakkan upaya ini. Terutama dengan berkembangnya e-commerce di Indonesia yang pesat.

Bila bisnis UKM berkembang dua kali lipat saja, dampaknya sangat signifikan pada perekonomian Indonesia secara makro. Roadmap e-commerce telah digarap untuk meningkatkan peluang UKM di ranah digital. Namun harapan itu jauh dari kenyataan jika melihat porsi UKM yang masih sangat rendah di e-commerce.

Karena e-commerce yang sedemikian tumbuh saat ini memunculkan fakta ironis soal UKM, yakni hanya sekitar 5% saja produk UKM yang terjual lewat e-commerce. Jika roadmap e-commerce yang telah disiapkan pemerintah memang benar-benar untuk membantu UKM, seharusnya para pelaku UKM langsung diberi wadah online untuk bisa memasarkan produknya.

Cara ini diyakini lebih efisien ketimbang memaksa pelaku UKM untuk belajar e-commerce. Teman-teman UKM harusnya diberi akses ke online, bukannya dipaksa belajar. Mereka tidak akan sempat (kalau dipaksa belajar) karena sibuk mengurus bisnisnya sendiri-sendiri. Biarkan mereka (UKM) melakukan apa yang bisa mereka lakukan, membuat kerajinan, garmen, makanan dan lain-lain.

Nah urusan toko online diatur oleh anak muda Indonesia yang tech savvy dan memiliki keinginan untuk turut serta berbuat demi kemajuan Indonesia. UKM sendiri memberikan kontribusi besar untuk perekonomian Indonesia, tercatat sekitar 50 persen Gross Domestic Bruto (GDP) Indonesia disumbang oleh segmen usaha menengah bawah itu.

Diprediksi Indonesia bisa mendapatkan tambahan 2 persen dari total GDP kalau UKM Indonesia memanfaatkan jalur e-commerce. Para social entrepreneur muda sebagai fasilitator digital, inilah saatnya membantu UKM dalam mempersiapkan, memasarkan online dan merawat toko online milik UKM, serta bekerja membantu mengembangkan usaha mereka.

Indonesia menjadi negara pengguna media sosial terbesar di dunia, bisa juga berarti negara paling berisik di sosial media. Nah, bagi Anda para social entrepreneur, ini merupakan kesempatan yang baik untuk membantu UKM Indonesia memajukan industri lokal tidak hanya dalam lingkup nasional namun juga regional dan global.

Dan secara sederhana, pertumbuhan industri ini tidak dapat didukung oleh pertumbuhan organik saja. Sisi lain yang harus mengejar ketinggalan ini dan itu adalah sisi investasi. Ya, itu benar bahwa ada semakin banyak VC lokal dan inkubator yang muncul. Tapi saya tidak berpikir itu cukup cepat dan mereka tidak berinvestasi dalam ukuran yang cukup besar untuk mendukung menjamurnya perusahaan teknologi.

Ini akan menguntungkan semua orang jika pemain lokal besar mulai mengalihkan beberapa dolar investasi mereka ke dalam teknologi. Pertanyaan besarnya adalah berapa lama sampai kita memiliki perusahaan teknologi senilai USD1 miliar? Tanpa ekosistem besar dan berkelanjutan dari investasi teknologi, itu tidak akan pernah terjadi.


 

Berikut beberapa artikel terkait dengan bisnis online

 

Terima kasih sudah membaca” Cara Memanfaatkan Media Sosial Untuk Bisnis, Saatnya Go Online”, semoga bermanfaat

 

Lihat juga berita-berita INITU di Google News, Klik Disini

Share the Post:

Related Posts