Search
Close this search box.

Kenapa Pada Boikot Produk Prancis Berikut Sikap MUI

Kenapa Pada Boikot Produk Prancis Berikut Sikap MUI

Akhir akhir ini Prancis banyak mendapat kecaman setelah Presiden Emmanuel Macron menyampaikan dukungannya kepada penghinaan kartun nabi Muhammad.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Negeri dengan semboyan liberté, égalité, fraternité (kebebasan, keadilan, persaudaraan), tersebut menyampaikan ketegasannya menyikapi pemenggalan seorang guru di Prancis.

Dia menyebut pemenggalan itu adalah “serangan teroris Islamis”. Menurut Macron Guru itu dibunuh disebabkan karena dia mengajarkan “kebebasan berekspresi”.

Kenapa DIboikot.

Aksi boikot produk Prancis terus diserukan di negara-negara berpenduduk Islam, untuk menentang pernyataan dan sikap Presiden Emmanuel Macron soal Islam. Seruan boikot juga bergema ke telinga publik Tanah Air lewat Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sebelum peristiwa pemenggalan guru, Macron juga berbicara bahwa Islam adalah “agama yang dalam krisis di seluruh dunia hari ini”. Dia akan berperang melawan Islamis radikal di Prancis yang dia sebut juga sebagai ‘separatisme Islam’. Pernyataan Macron itu dilansir France 24 dengan AFP, 2 Oktober 2020.

MUI menganggap Macron tidak menghiraukan dan menggubris peringatan umat Islam sedunia. MUI meneken surat imbauan boikot produk Prancis, ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Anwar Abbas dan Wakil Ketua Umum Muhyiddin Junaidi, tertanggal 30 Oktober 2020.

Menurut MUI , Presiden Macron tetap angkuh dan sombong dengan memuji sikap kelompok pejunjung tinggi kebebasan berekspresi. Menurut MUI, kebebasan berekspresi ala Macron bersifat egoistik.

“Dengan demikian, Presiden Emmanuel Macron hanya memperhatikan kepentingannya saja dan tidak peduli kepada kepentingan dan keyakinan masyarakat dunia lainnya terutama umat Islam yang jumlahnya lebih ari 1,9 miliar di muka bumi ini,” tulis MUI dalam surat bernomor Kep-1823/DP-MUI/x/2020 ini.

Lembaga swadaya masyarakat yang berdiri pada 26 Juli 1975 ini kemudian menyampaikan sikap-imbauan berisi 7 poin, nomor satu adalah soal boikot.

“Memboikot semua produk yang berasal dari negara Prancis serta mendesak kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan tekanan dan peringatan keras kepada Pemerintah Prancis serta mengambil kebijakan untuk menarik sementara waktu Duta Besar Republik Indonesia di Paris hingga Presiden Emmanuel Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada Ummat Islam se-Dunia,” tulis MUI.

Umat Islam dinyatakan MUI tidak mencari musuh, tapi umat Islam punya harga diri. Upaya boikot dimaksudkan agar Macron minta maaf. MUI juga meminta penghentian penghinaan Nabi Muhammad SAW.

“Menghentikan segala tindakan penghinaan dan pelecehan terhadap Nabi Besar Muhammad SAW termasuk pembuatan karikatur dan ucapan kebencian dengan alasan apa pun juga,” kata MUI.

Penolak Sikap Prancis

MUI mendukung sikap Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan anggotanya, seperti Turki, Qatar, Kuwait, Pakistan, dan Banglades yang telah memboikot produk Prancis. MUI mendesak mahkamah Uni Eropa untuk segera menindak dan menghukum Prancis karena Macron menghina Nabi Muhammad.

“Diimbau agar semua khatib/da’i/mubaligh/asatidz agar menyampaikan pesan materi Khutbah Jum’at untuk mengecam dan menolak terhadap penghinaan atas diri Rasulullah Muhammad SAW,” tulis MUI di poin ke-6.

Terakhir, MUI mengimbau umat Islam Indonesia menyampaikan aspirasi dengan damai dan beradab.

Baca juga “Silsilah Keturunan Nabi Muhammad SAW Lengkap.”

Selain MUI dan berbagai organisasi kemasyarakatan. PKS juga secara resmi mengirimkan protes kepada Prancis melalui duta besar Prancis untuk Indonesia.

“Sikap PKS jelas tidak menyetujui kekerasan apapun bentuknya. Kami anti terorisme,” kata Sukamta usai menyambangi Kedutaan Besar Prancis di Jakarta pada Jumat (30/10/2020).

Sekilas soal produk Prancis, pesawat terbang dan komponennya yang mencapai lebih dari 45% dari total impor Indonesia. Namun demikian, ada pula produk-produk di luar penerbangan.

Baca juga 40 Ribu Orang Masuk Islam

Lihat juga berita-berita INITU di Google News, Klik Disini

Share the Post:

Related Posts