Kisah Singkat Keteladanan Nabi Ismail dalam Dakwah Remaja
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dalam sejarah, Nabi Ibrahim diperintah oleh Allah untuk menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail, dan dikarenakan ketaatan keduanya. Allah kemudian menghadiahkan seekor domba yang besar sebagai apresiasi atas perbuatan keduanya.
Seungguhnya bagi siapapun yang melihat dengan mata hati yang jernih, akan dapat mengambil banyak hikmah dari kisah tersebut, begitu pun para aktivis dakwah yang bergelut di dunia remaja. Begitu pula para siswa Rohisnya bisa mengambil hikmah dari sudut pandang dakwah remaja.
Allah swt berfirman dalam Al Qur’an surat Ash Shaffat: 100-109: .
“Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang halim (cerdik dan bijaksana). Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.’ Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: ‘Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu,’ Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’.” (QS. Ash-Shaffat: 100-109).
Dari ayat-ayat di atas jika kita tadabburi maka ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil untuk perbaikan dan kemajuan dakwah sekolah maupun remaja di masa yang akan datang, antara lain:.
- Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar dikaruniai anak yang menjadi golongan orang shalih, begitu pun dalam dakwah sekolah hendaknya seorang murabbi/mentor yang juga memerankan diri sebagai seorang ayah bagi para mentee/mad’u berharap kepada Allah agar kelak para mentee-nya tersebut melalui mentoring/halaqah yang dipimpinnya menjadi pribadi-pribadi yang shalih dan menshalihkan.
- Nabi Ibrahim mengajak anaknya Nabi Ismail untuk bermusyawarah sebelum memutuskan melakukan penyembelihan. Maka para aktivis dakwah sekolah juga hendaknya membiasakan diri untuk bermusyawarah dalam setiap aktivitas dakwahnya agar setiap keputusan yang diambil dapat diterima semua pihak dan dapat dipertanggungjawabkan bersama. Tentunya selalu dalam kaidah syar’i dan mengharapkan keridhaan Allah semata.
Allah swt, menguji Nabi Ibrahim dengan cara mengorbankan putra tercintanya untuk membuktikan kesungguhan cinta Nabi Ibrahim kepada Sang Pemilik Cinta. Dan julukan Khalilullah itu memang terbukti, begitu pun seorang aktivis dakwah sekolah, pasti Allah akan menguji kesungguhannya dalam merengkuhi perjalanan dakwahnya, apakah dikarenakan kecintaan kepada Allah atau karena berharap selainNya, maka perhalus jiwa dengan ilmu dan iman, ikhlaskan hati, bersungguh-sungguh dalam ‘amal, berkorban dengan totalitas, perkokoh diri dengan taqarrub, bentengi diri dengan kesabaran insya Allah ridha Allah menanti.
Seorang Ismail muda mampu mengiringi ujian yang Allah berikan kepada Ayahandanya dengan penuh keimanan dan kedewasaan bersikap, tentunya ini tidak lepas pula dari didikan orangtua yang penuh dengan keimanan dan ketaqwaan. Begitu pun dalam dakwah sekolah untuk menghasilkan generasi harapan yang memiliki daya iman dan imun yang kokoh, hendaknya para penyerunya terus menata diri menjadikan pribadi yang jauh lebih beriman dan bertaqwa. Sehingga nantinya dapat menjadi contoh tauladan bagi para binaannya, dan mampu bersabar atas setiap ujian yang Allah berikan sebagai karunia yang akan mendewasakan sikap dan perilaku dalam berjuang di dakwah sekolah.
Jika kita semua baik para penyeru maupun para siswa muslim yang mengikuti kegiatan Rohis mampu dan mau untuk mengikuti contoh keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Insya Allah, Allah ‘Azza wa jalla akan memberikan balasan yang jauh lebih baik atas pengorbanan, kesungguhan dan keikhlasan yang kita lakukan untuk berdakwah di jalanNya,.Allah pun akan mengabadikan jejak kita untuk generasi penerus kita di masa-masa yang akan datang.
Akhirnya penulis hanya bermohon kepada Allah swt, semoga dijadikan bagian dari bangunan dakwah yang kelak akan mengantarkan Islam kembali menjadi Ustadziatul’alam. Kebenaran itu hanya datang dari Allah, maka jangan sekali-kali kita ragu untuk mengambilnya sedang yang salah adalah datang dari diri penulis pribadi.Fakuli’malu fasayarallahu ‘amalakum (maka bekerjalah kamu, niscaya Allah SWT akan melihat amal kamu).
Wallahu’alam bishshowwab.
Semoga bermanfaat “Kisah Singkat Keteladanan Nabi Ismail dalam Dakwah Remaja ”
Sumber: https://www.dakwatuna.com