Search
Close this search box.

Memahami Diet Ketofastosis, Manfaat dan Efek Sampingnya

Memahami Diet Ketofastosis, Manfaat dan Efek Sampingnya

Pengertian Ketofastosis

Ketofastosis adalah sebuah diet yang menggabungan ketogenic dan fastosis. Ketogenic sendiri merupakan sebuah pola makan yang dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan protein yang sedang. Sedangkan, fastosis atau fasting on ketosis adalah melakukan puasa dengan kondisi ketosis. Ini berarti pelaku diet ketofastosis harus melakukan pola diet ketogenik bersamaan dengan puasa selama 6-12 jam tanpa asupan karbohidrat atau glukosa (kondisi kestosis). Ketofastosis saat ini menjadi gaya hidup yang dilakukan beberapa orang.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ketosis terjadi ketika liver seseorang memproduksi ketone yang berguna untuk menghasilkan energi untuk seluruh tubuh.

Hal tersebut terjadi ketika tubuh tidak mendapat asupan karbohidrat atau glukosa sebagai sumber makanan untuk dijadikan energi, sehingga membakar glukosa yang tersisa. Diet ketofastosis dapat memberikan solusi untuk membakar lemak pada tubuh dikarenakan kandungan karbohidrat yang banyak dalam tubuh.

Salah satu cara agar tubuh masuk ke dalam kondisi ketosis adalah dengan membatasi karbohidrat dan puasa. Ternyata cara puasa untuk mencapai ketosis bisa benar dan juga salah. Untuk mengetahui perbedaannya, teknik puasa yang benar dapat mencegah komplikasi yang dapat berpotensi membahayakan tubuh dan dapat dengan mudah untuk menurunkan berat badan kamu dalam waktu singkat.

Beragam metode diet beredar luas di masyarakat. Mulai dari diet mayo, diet GM, diet air putih, diet ketogenik, dan yang belakangan lagi beken adalah diet ketofastosis.

Cara Kerja Diet Ketofastosis

Sebelum jauh lebih dalam memahami ketofastosis alangkah baiknya bila kita mengetahui cara kerjanya. Pada metode diet ini, glukosa yang telah habis akan digantikan oleh keton untuk menghindari reaksi gejala gula darah sangat rendah (hipoglikemi). Di dalam tubuh, keton diproduksi oleh hati (liver), dan hanya diproduksi ketika cadangan glukosa telah habis.

Kunci utama dari diet ketofastosis adalah puasa, karena kekurangan asupan makanan dan minuman akan membuat inslusin menurun. Saat kadar insulin di dalam tubuh menurun, glucagon akan lebih aktif menghancurkan lemak. Alhasil, energi akan terbentuk dengan memproduksi keton sebagai pengganti glukosa di seluruh tubuh, terutama di sel-sel otak.

Ketika sedang tidak puasa, makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat akan berpengaruh untuk tetap menekan insulin sehingga tidak mengganggu proses ketofastosis di dalam tubuh.

Efek Samping Diet Ketofastosis

Ada beberapa efek samping yang sangat penting diketahui sebelum melakukan diet ini. Berbeda metode diet, berbeda pula efek sampingnya pada tubuh. Pada diet ketofastosis, efek samping yang terjadi adalah “Healing Crisis”.

Ini merupakan kondisi dimana tubuh akan mengeliminasi dan mengeluarkan zat-zat yang tidak digunakan. Pada akhirnya, proses healing crisis ini akan mengganggu keseimbangan kerja sel-sel tubuh dengan menimbulkan keluhan seperti jerawat, kulit gatal, ketombe, dan lainnya.

Amankah Diet Ketofastosis?

Diet ketofastosis memang telah diterapkan, bahkan dianjurkan dilakukan oleh pasien epilepsi. Namun sebelum menjalankan diet ini, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dulu agar tidak mengganggu sistem metabolisme tubuh Anda.

belajar dan berkonsultasi kepada orang yang pernah berhasil melakukan diet ini bisa menjadi alternative untuk belajar.

Selain itu , yang sangat penting adalah. Anda sangat dianjurkan berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter atau ahli gizi, karena diet ketofastosis butuh pengawasan yang sangat ketat. Bila dibiarkan berlangsung tanpa arah dan pengawasan, akibatnya bisa sangat fatal.

Terima kasih sudah membaca “Memahami Diet Ketofastosis, Manfaat dan Efek Sampingnya, ” semoga bermanfaat.

Lihat juga berita-berita INITU di Google News, Klik Disini

Share the Post:

Related Posts