Pengertian Tabayyun dan Urgensinya Saat Ini

Pengertian Tabayyun dan Urgensinya Saat Ini
Pengertian Tabayyun dan Urgensinya Saat Ini

Pengertian Tabayyun

Pengertian tabayyun dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian secara bahasa dan istilah. Secara bahasa tabayyun adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaan sesungguhnya. Sementara secara istilah tabayyun adalah meneliti dan menyeleksi suatu berita, tidak secara tergesa-gesa dalam memutuskan suatu permasalahan baik dalam perkara hukum, kebijakan dan sebaginya hingga sampai jelas benar permasalahnnya, sehingga tidak ada pihak yang merasa terdzolimi atau tersakit. Apakah seorang muslim harus bertabayyun? Ya, setiap muslim wajib melaksanakan tabayyun.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Di era keterbukaan informasi ini segala macam berita bisa diakses dengan cepat melalui internet, bahkan gadget sekarang mampu digunakan layaknya sebuah komputer. Kemajuan ini tentu saja diiringi dengan berbagai masalah yang terjadi, utamanya dalam penyebaran informasi. Berita-berita yang terdapat dalam media online begitu update dan cepat sekali menyebar ke berbagai penjuru. Setiap orang bisa mengaksesnya tanpa adanya filter, sehingga tidak menutup kemungkinan benar atau tidaknya berita tersebut belum bisa dipastikan.

Sebagai seorang muslim yang harus dilakukan pertama kali jika mendengar atau membaca sebuah berita ada berbaik sangka (huznudzon), kemudian Allah memerintahkan kita untuk melakukan tabayyun (klarifikasi), sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Alquran surat al Hujurat ayat 6 ; “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan menyesal atas perbuatanmu itu.”

Sikap yang benar yang harus dilakukan agar kita tidak terpancing oleh berita fitnah ialah sebagaimana ajaran Islam membimbing kita, di antaranya: Tidak semua berita harus kita dengar dan kita baca, khususnya berita yang membahas aib dan membahayakan pikiran. Tidak terburu-buru dalam menanggapi berita, akan tetapi diperlukan tabayyun dan pelan-pelan dalam menelusurinya. Rasululloh sallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pelan-pelan itu dari Allah, sedangkan terburu-buru itu dari setan.” (Musnad Abu Ya’la: 7/247, dishohihkan oleh al-Albani: 4/404), Al-Imam Hasan al-Bashri rahimahulloh berkata: “Orang mukmin itu pelan-pelan sehingga jelas perkaranya.”.

Sudah jelas bahwa Islam dengan benar telah mengajarkan sikap yang tersebut, hal ini juga akan memperkuat kita dalam mengambil sebuah keputusan, semisal jika ada saudara kita yang telah lama tidak mengikuti kegiatan-kegiatan bersama dengan kita, tanpa kita tahu keadaannya sehingga kita terlalu cepat dalam mengambil keputusan untuk menghakiminya. Bahkan karena ada sedikit masalah dengannya, masalah tersebut menjadi berkembang dan menjalar kemana-mana, masa lalu pun diungkit-ungkit untuk mencari-cari kesalahan, aib diumbar ke mana-mana tanpa ada batasan. Hal itu dapat merusak sebuah hubungan persaudaraan yang sudah dibangun sekian lama, hanya karena kesalahan sedikit merusak segalanya. Kalimat islah (berdamai) pun hanya menjadi sebuah kata-kata tanpa makna. Perasaan egoisme saling merasa dirinya yang paling benar begitu tinggi membuat hubungan sulit berjalan dengan mulus.

Begitu pula yang terjadi pada para pemimpin negeri ini, sebagai pejabat Negara yang seharusnya mendamaikan dan menyejahterakan rakyat, justru mereka melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya terjadi. Seorang pemimpin haruslah menjadi teladan untuk rakyatnya. Menciptakan perdamaian dalam masyarakatnya.

Persaudaraan dalam Islam seperti bangunan struktur yang kokoh dan kuat. Masing-masing struktur bangunan itu saling memperkokoh dan memperkuat persaudaraan. Rasulullah pernah bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?” tanya Rasulullah SAW. Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal shalih yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).

Seorang muslim harus seperti anggota badan yang satu. Jika salah satu anggota badan sakit badan yang lain turut merasakan sakit. Di dalamnya ada solidaritas. Merasa prihatin atas penderitaan yang dirasakan orang lain.

Jangan biarkan kesalahpahaman tumbuh. Jangan biarkan adanya potensi dan bibit-bibit perpecahan atau pertengkaran. Segeralah diselesaikan jika ada. Tabayyun dan Islah adalah bagian dari kewajiban kita. Dengan budaya tabayyun dan islah kita harus meluruskan yang tidak lurus, mendamaikan yang tidak damai, dan menghilangkan kesalahpahaman.

 

Tabayyun Dalam Bermedsos

“Mengapa harus tabayyun? Karena bisa jadi berita yang disampaikan oleh orang-orang fasik itu bersifat mengadu domba atau berisi kebohongan yang bisa menimbulkan perselisihan di tengah-tengah kaum Muslim,” ungkap Ustaz Fahmi Salim dalam bukunya, Tadabbur Quran di Akhir Zaman.

Ustaz Fahmi menuturkan seperti dikutip dari Republika , tabayyun harus menjadi prosedur tetap bagi setiap Muslim dalam menerima informasi dari mana pun dan dalam lingkup apapun. Baik dalam keluarga, masyarakat, dan bahkan bernegara. “Betapa banyak perselisihan terjadi karena salah dalam memahami informasi, atau tidak melakukan verifikasi dan klarifikasi terkait objek yang diberitakan,” ucap sekertaris Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu.

Perkembangan teknologi informasi dewasa ini menyebabkan munculnya ruang publik baru bernama media sosial (medsos). Ruang publik daring ini berbeda dengan ruang publik di dunia nyata karena orang tak perlu lagi berinteraksi tatap muka alias face to face, tapi tetap dapat menunjukkan ekspresi pikiran dan perasaannya kapan pun ia mau.

Menurut Fahmi, kehadiran medsos memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya, ruang publik baru ini dapat dimanfaatkan untuk membangun koneksi dan menyebarkan gagasan-gagasan yang benar dengan cepat. Sementara, dampak negatifnya, medsos juga sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai media penyebaran berita-berita palsu dan ujaran kebencian yang tak terkendali di tengah-tengah masyarakat. Hal tersebut berpotensi memicu gangguan terhadap ketertiban umum.

Fahmi berpendapat, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan maraknya penyebaran berita palsu maupun ujaran kebencian di medsos hari ini.

Tiga Faktor Tersebut Adalah

Pertama, perkembangan teknologi memang memungkinkan warga dunia maya (netizen) untuk menambahkan, mengubah, ataupun memelintir teks yang telah dipublikasikan oleh netizen lain.

Kedua, tingginya angka pengguna internet membuat informasi yang diunggah ke medsos mudah tersebar dalam waktu relatif singkat. Seperti dilansir Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), ada 132,7 juta orang Indonesia yang telah terhubung dengan internet pada 2016.

Sementara, faktor ketiga adalah tingginya tingkat interaksi antar pengguna internet. Tidak adanya batasan ruang dan waktu di dunia maya, menyebabkan orang begitu mudah membagikan informasi yang berseliweran di internet kepada rekan-rekan, sahabat, dan keluarganya lewat berbagai aplikasi medsos. Di antaranya seperti grup Whatsapp, Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya.

Dalam arus informasi seperti sekarang ini, kata Fahmi lagi, dibutuhkan kecerdasan, tanggung jawab, serta kebijaksanaan dalam menggunakan medsos. Terutama dalam kaitannya siapa yang menyebarkan dan siapa yang menerima informasi tersebut. Jadi, antara orang yang menukil dan orang yang menerima berita harus memiliki kode etik.

“Bagi yang menyebarkan suatu maklumat atau berita, kode etiknya harus jujur, tidak boleh mengurangi atau menambahi substansi dari berita yang disebarkan kepada publik. Karena terkadang teks yang disampaikan berbeda dengan konteks yang sesungguhnya, sehingga maknanya pun bisa salah,” tuturnya.

 

Sumber

  • http:/khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/11/25/ozyios396-ini-pentingnya-tabayyun-dalam-bermedsos
  • https:/dibilikkamar.blogspot.co.id/2017/01/makna-tabayyun-dalam-islam.html

Lihat juga berita-berita INITU di Google News, Klik Disini

Share the Post:

Related Posts