Sejarah perayaan Valentine’s Day
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.
Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.
Versi ketiga menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”.
Bahaya perayaan Valentine’s Day
Bersamaan dengan kemajuan teknologi, hari Valentine menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim. Dan, banyak anak-anak muda kita ikut-ikutan. Di lihat dari sejarahnya, Valentine’s Day tidak ada hubungannya dengan Islam, bahkan lebih banyak dengan Kristen karena tokoh Santo Valentine adalah seorang Kristen.
Menurut Mu’ammal Hamidy, Valentine’s Day merupakan masalah yang tidak termasuk aqidah dan juga ibadah mahdlah (ritual), tetapi menyangkut moral pergaulan. Sehingga jika dilakukan dengan cara-cara permisif yang tidak Islami, otomatis dilarang dan hukumnya haram.
Dalam tulisannya, Mu’ammal juga mengingatkan agar umat Islam jangan sampai bisa dikibuli para pebisnis yang memanfaatkan acara ini untuk merusak moral bangsa. Karena dalam praktiknya, ada semacam “kebijakan” agar umat mendekat kepada perbuatan maksiat berbentuk khalwat (laki dan perempuan bercampur baur).
Misalnya saja, jika seorang laki-laki mengikuti acara Valentine’s Day membawa teman yang sama laki-laki, keduanya diharuskan membayar tiket sendiri-sendiri. Namun, jika dengan cewek, ternyata hanya cukup membayar satu tiket.
Dalam Islam, cinta kasih harus berjalan simultan sebagaimana diisyaratkan dalam al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 10 dan 13. Dalam hadits Nabi Muhammad saw juga dikatakan:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلْمُؤْمِنُ يَأْلِفُ وَيُؤْلَفُ، وَلاَ خَيْرَ فِيْمَنْ لاَ يَأْلِفُ، وَلاَ يُؤْلَفُ، وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ (رواه الطبراني)
Orang Mukmin itu pengasih sayang juga dikasih-sayangi, dan sama sekali tidak ada kebaikannya seseorang yang tidak berkasih sayang dan tidak dikasih-sayangi, sedang sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. (HR Thabrani).
Masih banyak ayat maupun hadits semakna yang menyerukan orang Mukmin bercinta kasih. Namun, tentu harus tetap dilakukan dengan cara-cara yang sesuai aturan Islam.
Bahaya Valentine’s Day bagi Remaja Muslim
Bahaya Pertama: Merayakan Valentine = Merayakan budaya Orang Kafir
Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai jejak suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud.
Telah jelas bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti menjadi bagian dari mereka.
Bahaya Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
Allah Ta’ala telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam Valenitne’s Day. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqan [25]: 72)
Yang dimaksud az zuur adalah perayaan orang musyrik. Demikian pendapat Ar Robi’ bin Anas. Jadi, menghadiri perayaan Valentine’s Day bukanlah ciri sifat orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.
Bahaya Ketiga: Seseorang Akan Bersama Dengan yang Disukainya di hari Kiamat
Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Dari Anas bin Malik, bahwasanya ada seorang Arab datang dan bertanya kepada Rasulullah SAW, “Kapan hari Kiamat tiba?” Rasulullah menjawab,”Apa yg telah kau siapkan?” Dia menjawab; Cinta Allah Azza wa Jalla & Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “Kau bersama dengan siapa yg kau cintai”. [HR. Muslim No.4775].
Renungkanlah hadits di atas, bahwasanya orang berkumpul dengan orang yang disukainya di hari Kiamat. Sudah jelas bahwa pendeta Valentine adalah seorang nasrani yang telah menyekutukan Allah SWT maka peringatan bagi remaja muslim yang menghadiri, merayakan Valentine’s Day akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya di hari Kiamat kelak.
Bahaya Keempat: Sebuah ucapan “selamat” berbuah kemaksiatan dan kemusyrikan
“Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber) Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”
Bahaya Kelima: Valentine’s Day = hari perayaan berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih. Misalnya, berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja menjadi hal yang biasa.
Bahaya Keenam: Meniru Perbuatan Setan
Menjelang hari Valentine berbagai ragam hadiah, kado dan souvenir laku keras. Bahkan buku yang “mengajarkan” remaja untuk berzina berani menampakkan diri. Belum lagi promo hotel yang sangat murah dalam rangka menyambut Valentine’s Day. Hadiah coklat yang disinyalir terdapat alat kontrasepsi dan lain sebagainya. Yang dimaksud adalah menghambur-hamburkan uang untuk bermaksiat. Allah berfirman,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).
“Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”
Allahu a’lam bi al-shawab
Semoga tulisan “Sejarah dan Bahaya Perayaan Valentine’s Day” bermanfaat bagi pembaca sekalian