Dalam berinteraksi dengan manusia selaku makhluk sosial. Sudah barang tentu dibutuhkan saling percaya untuk menerapkan peraturan dan kesepakatan bersama yang menjadi pedoman.
Hal ini berlaku baik sesama Muslim atau juga umat yang lain agar ketentraman dan perdamaian bisa terjadi. Oleh karena itu Rosulullah diutus salah satunya adalah memiliki sifat amanah yaitu sebuah sifat benar-benar bisa dipercaya. Apabila suatu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Jauh sebelum masa kini kita diberikan sebuah pelajaran oleh Allah dalam Al Quran surat Al Anfal ayat 55 hingga 56. Diceritakan tentang pelanggaran terhadap perjanjian Hudaibiyah.
إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (55) الَّذِينَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُونَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لَا يَتَّقُونَ (56)
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang kalian telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).
Isi Perjanjian Hudaibiyah
Kejadian ini terjadi pada tahun ke 6 Hijriyah bulan Zulkaidah. Peristiwa bersejarah perjanjian Hudaibiyah melibatkan umat Islam dengan kaum Quraisy. Saat itu Nabi Muhammad berniat melaksanakan ibadah umrah ke Makkah dengan membawa rombongan besar berjumlah 1.400 orang.
Kota Makkah yang dikuasai kaum Quraisy sempat was-was dan berniat mencegah kedatangan rombongan Nabi Muhammad. Namun utusan kaum Quraisy yang bernama Urwah bin Masud mengurungkan niat buruknya usai terpana melihat rombongan Nabi saw yang tidak menunjukkan adanya tanda-tanda peperangan.
Umat Islam diwakili oleh Nabi Muhammad saw, sementara kaum Quraisy diwakili oleh Suhail bin Amr. Berikut isi dari perjanjian Hudaibiyah itu:
1. Adanya gencatan senjata antara dua pihak dan tidak akan ada peperangan hingga 10 tahun mendatang
2. Individu atau suku, bebas bergabung dengan Nabi Muhammad dan mengadakan persetujuan, sama halnya dengan Quraisy
3. Apabila ada penduduk Makkah yang pergi ke Madinah maka akan dikembalikan ke Makkah, namun jika ada kaum muslimin dari Madinah yang kembali ke Makkah maka dia tidak akan dikembalikan.
4. Apabila ada penduduk yang berusia muda, yang mengikuti Nabi Muhammad tanpa seizin ayah atau walinya, maka dia akan dikembalikan pada ayah atau walinya. Namun, jika ada yang mengikuti Quraisy di Makkah maka dia tidak akan dikembalikan.
5. Tahun ini (6 Hijriyah) umat muslim akan kembali tanpa memasuki Makkah. Namun, tahun depan Nabi Muhammad dan pengikutnya bisa memasuki Makkah menghabiskan tiga hari untuk melakukan umrah.
Melanggar Perjanjian Hudaibiyah
Suatu ketika terjadi penyerangan terhadap Bani Khuza’ah yangsudah bergabung kepada Rosulullah SAW oleh Bani Bakr yang merupakan sekutu orang Quraisy.
Dalam serangan itu orang Quraisy secara diam diam membela Bani Bakr . Padahal hal tersebut merupakan pelanggaran besar terhadap Perjanjian Hudaibiyah. Karena mengia umat Muslim sudah kalah dalam pertempuran Mu’tah.
Dalam peristiwa tersebut Bani khuza;ah benar-benar aman setelah mundur dan meminta perlindungan di rumah keluarga Budail bin Warqa Al Khuza’i. Setelah kejadian tersebut Amr bin Salim Al Khuza’i cepat-ceat pergi ke Madinah dan menemui Rosulullah SAW.
Rosulullah bersabda “Engkau pasti dibela, Wahai Amr bin Salim. ” Saat itu, muncul awan mendung di langit, beliau pun bersabda, “Mendung ini akan memudahkan pertolongan bagi Bani Ka’ab (sebutan lain Bani Khuza’ah).
Hikmah
Salah satu penyebab permusuhan adalah para pelanggar perjanjian. Siapapun itu baik orang itu sholeh atau tidak berpotensi untuk melanggar perjanjian. Sejarah sudah membuktikan berbagai pelanggar perjanjian menyebabkan kerusakan ukhuwah persaudaraan.
Semoga kita semua dihindarkan dari sifat buruk ini. Dan diberikan sifat kesetiaan, setia kawan, suka menolong dan bisa dipercaya.