Search
Close this search box.

Teks Ceramah Ramadhan 2023 Mudah Difahami, Membentuk Kepribadian Pemimpin

Teks Ceramah Ramadhan 2023 Mudah Difahami, Membentuk Kepribadian Pemimpin

Islam adalah tuntunan Allah SWT yang harus menjadi pedoman hidup kita di dunia. Sebuah keyakinan atau aqidah, dan juga sebuah peraturan atau syariah yang harus disebarluaskan, diperjuangkan, dibela dan ditegakkan di tempat di mana kita hidup.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Menjalani tugas-tugas itu, tak hanya membutuhkan fisik yang kuat, akal yang tajam, tapi juga ruhani atau jiwa yang kuat.

Di sinilah, ibadah puasa Ramadhan disyariatkan oleh Allah SWT. Kepada kita sebagai upaya membentuk karakter Muslim yang kuat secara ruhani, sehingga mampu memikul tugas-tugas sebagai khalifatullah atau khalifah Allah SWT di muka bumi.

Setidaknya, ada empat target yang harus kita capai dalam menjalankan ibadah Ramadhan ini. Khususnya dalam konteks mengemban amanah perjuangan menyebarkan dan menegakkan nilai-nilai kebenaran Islam yang kita yakini sebagai pedoman hidup ini.

Quwwatul ‘aqidah atau memperkuat aqidah di dalam hati.

Puasa menjadikan hati kita lebih dekat kepada Allah SWT, lebih tunduk, lebih peduli, lebih sensitif, lebih lembut, lebih takut kepada Allah SWT dan sifat-sifat mulia lainnya. Itulah taqwa.

Pesan lahir taqwa adalah membangkitkan kesadaran dalam hati sehingga kita mau menunaikan kewajiban, mau lebih menjaga hati agar tidak dirusak oleh hal-hal yang merusak kedekatan dan ketundukan kepada Allah, dan semakin memiliki sensitifitas getaran hati terhadap perbuatan dosa.

Orang yang bertakwa adalah cermin kekuatan aqidahnya. Artinya, kekuatan aqidah kita akan seiring sejalan dengan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Dan melalui puasa, aqidah kita harus lebih kuat dan dari kekuatan aqidah atau keyakinan kita itulah, maka ketaqwaan kita pun akan menjelma menjadi lebih sempurna. Dan ketika itulah, seorang manusia menjadi makhluk yang mulia di sisi Allah.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (QS 49:13).

Dalam konteks kehidupan kita yang sudah rusak, maka apa yang dihasilkan dari ibadah puasa ini sangat penting. Puasa menjadikan keimanan kita semakin kokoh, dan kekokohan itu juga yang akan melahirkan sikap takwa yang lebih sempurna.

Dan ketika suatu masyarakat telah memiliki kekokohan aqidah yang tercermin dalam ketakwaan yang kuat, maka akan terbentuk, kualitas masyarakat yang kita dambakan. Seperti digambarkan oleh Sayyid Quthb dalam Tafsir Fii dzilaalil Qur’an : “Apabila terjadi kerusakan pada suatu generasi manusia, maka untuk memperbaikinya bukan dengan memperketat peraturan dan hukum terhadap mereka, melainkan dengan jalan memperbaiki pendidikan dan hati mereka, serta menghidupkan rasa taqwa di dalam hati mereka”.

Taqwiyatus Shilah billah atau Memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

Salah satu nilai dalam puasa yang pasti terbentuk bagi orang yang berpuasa adalah, puasa mendidik orang untuk lebih dekat dan lebih kuat hubungannya dengan Allah SWT.

Puasa pada dasarnya adalah ibadah hati, di mana setiap orang tidak akan menjalani perintah berpuasa sebagaimana yang diatur di dalam ajaran agama, kecuali bila hati nya memiliki hubungan dan keyakinan dengan Allah SWT sebagai Rabbnya.

Lihat juga berita-berita INITU di Google News, Klik Disini

Share the Post:

Related Posts