Karenanya, ketika prilaku yang di luar Ramadhan atau di luar puasa halal, seperti makan, minum dan berhubungan dengan suami atau istri. Namun itu tidak dilakukan di siang bulan Ramadhan atau di saat berpuasa.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Hal ini bisa dilakukan selama satu bulan penuh, pasti semata karena ada nilai dan kedudukan Allah SWT yang kuat di dalam hati orang yang berpuasa. Kita menjadi lebih tunduk kepada Allah SWT meskipun sebenarnya hal itu bisa dilakukan. Jadi, puasa ini pasti menjadi pertanda hubungan yang baik kepada Allah Swt yang menjelma dalam bentuk kepatuhan kepada-Nya.
Terjalinnya hubungan yang dekat kepada Allah Swt merupakan modal penting bagi kita. Bukan hanya supaya kita bisa menjalani amanah dan tugas dari Allah SWT semasa hidup, tapi juga untuk menuntun dan mem-back up kebutuhan kita sendiri dalam menjalani kehidupan dunia yang penuh tantangan.
Hati yang jauh dari Allah, akan memunculkan banyak persoalan dalam hidup pribadi maupun masyarakat. Dan hati yang dekat dengan Allah dan merasa selalu diawasi oleh Allah Swt, akan membuat hidup lurus tidak menyimpang dari ketentuan Allah, dan itulah yang menyebabkan hidup kita menjadi damai dan teduh.
Memperkuat hubungan dengan sesama manusia, atau taqwiyatus shilah bainan naas.
Puasa Ramadhan adalah ibadah yang dilakukan oleh kaum muslimin secara serentak di seluruh dunia. Kita merasakan satu hal yang sama. Yakni lapar dan haus dan sama-sama berjuang untuk mampu menahan dan mengendalikan diri dari melakukan sesuatu yang tidak dibenarkan oleh Allah Swt.
Nilai keserentakan bisa menghasilkan kebersamaan dan hubungan yang baik dengan sesama muslim. Semangat kebersamaan merupakan modal yang sangat berharga bagi upaya perjuangan di jalan Allah Swt. Apalagi Dia amat mencintai orang yang berjuang secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik.
Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam suatu barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS 61:4).
Keserentakan dalam melakukan ibadah Ramadhan, juga melahirkan makna kekompakan antar sesama kaum Muslimin. Kekompakan dalam menyikapi suatu pilihan. Kekompakan dalam menghadapi suatu masalah. Kekompakan dalam mengatasi problematika hidup.
Termasuk kekompakan dalam membuat pilihan-pilihan sosial dan politik. Inilah ruh kebersamaan yang lahir dalam ibadah puasa di bulan Ramadhan. Tidak mudah dicerai berai, tidak gampang difitnah dan diadu domba. Kita merasakan hal yang sama, menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Dan apapun yang menghalangi ketaatan dan ketundukan pada Allah SWT, kita sama-sama merasakannya sebagai sesuatu yang harus dihindari.
Kita lebih memandang kepentingan publik atau sosial yang diyakini lebih bisa memelihara ketaatan dan ketundukan masyarakat kepada Allah SWT. Di bulan Ramadhan ini, penilaian kita terhadap banyak masalah, menjadi lebih didasari pertimbangan, apakah sikap kita dan sikap masyarakat kita, lebih berpihak pada ketundukan pada syariat Allah SWT, atau tidak.
Di bulan Ramadhan ini, kita lebih memiliki keyakinan yang kuat untuk menjatuhkan pilihan pada apa yang menjadi keinginan ummat Islam secara bersama-sama, dan lebih memberi harapan pada kehidupan keagamaan yang lebih baik.
Quwwatuts tsabaat atau memperkokoh jiwa ketabahan.
Dalam kekuatan konsitensi dan ketabahan adalah sesuatu yang harus kita miliki. Ketabahan tidak muncul dengan sendirinya, dan karenanya setiap kita harus mendapat pemahaman dan melakukan latihan agar kita memiliki ketabahan itu.
Puasa di bulan Ramadhan adalah sarana pelatihan ketabahan yang luar biasa. Kita menjadi lebih berdaya tahan dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah Swt, meskipun dalam kondisi yang sulit seperti haus dan lapar.
Kehidupan ini ibarat kita berjalan di atas jalanan yang banyak persimpangan. Di persimpangan yang banyak itu, banyak pula godaan, bisikan, yang menarik agar kita tidak melanjutkan perjalanan atau menyimpangkan langkah ke jalan yang berbeda.
Maka puasa di bulan Ramadhan membentuk kekuatan kita untuk tabah, untuk tangguh, untunk tetap berada di dalam jalan perjuangan, di jalan kebaikan, di jalan yang mengarah pada hidupnya nilai-nilai Islam di masyarakat.
Keempat target yang penting kita capai dalam bulan Ramadhan ini. Akan mencetak kita semua sebagai pribadi-pribadi pemimpin yang berhasil dalam menjalankan kepemimpinannya. Kepemimpinan dalam lingkup keluarga, masyarakat, atau negara, harus memiliki empat target yang harus dicapai dalam bulan Ramadhan ini.
Keyakinan yang kuat kepada Allah SWT, hubungan yang kuat kepada Allah SWT, hubungan yang kuat dengan sesama, dan mental yang kuat dalam membela kebenaran.
Keempat target itu, sekaligus menjadi karakter yang bisa menjadi kriteria pemimpin yang seharusnya kita pilih untuk memimpin masyarakat kita ke depan.
Demikian ulasan “Teks Ceramah Ramadhan 2023 Mudah Difahami, Membentuk Kepribadian Pemimpin” semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.