Ibukota Indonesia, DKI Jakarta ternyata memiliki beberapa sejarah gempa kuat yang disebabkan oleh Sesar Baribis. Beberapa gempa ini bahkan sampai merusak beberapa bangunan di Jakarta, diantaranya pada tahun 1780, 1699, dan 1834.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sesar Balibis
Gugusan Sesar Baribis membentang dari timur hingga ke barat Pulau Jawa. Salah satu segmen atau potongan patahannya diduga melintas di sekitar Jakarta. Lokasinya diperkirakan berjarak sekitar 10 kilometer di selatan Jakarta.
Sesar Baribis mengambil nama dari perbukitan baribis di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sesar ini merupakan salah satu sesar naik utama yang aktif berkembang di Jawa Barat.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Sri Hidayati mengatakan, perkiraan itu dari hasil riset Kolali pada 2016 yang memodelkan segmen Sesar Baribis.
1. Jakarta, 22 Januari 1780
Gempa bumi terbesar yang pernah terjadi di jawa dengan kekuatan M 8,5, dan membuat Batavia porak poranda. Setelah gempa, ledakan dahsyat berlangsung selama 2 menit dari gunung salak hingga Batavia.
2. Jakarta, 10 Oktober 1834
Kekuatan gempa ini diprediksikan sekitar M 7,0. Guncangan parah dirasakan di daerah Batavia, Banten, Karawang, Bogor, dan Priangan pada pagi buta. Gempa ini juga terasa hingga tegal dan lampung bagian barat.
3. Jakarta, 5 Januari 1699
Gempa besar merusak 40 bangunan, sebagian istana Bogor ambruk. Kerusakan terparah dilaporkan di Cianjur, karena mayoritas bangunan roboh.
Dilihat dari sejarahnya memang Jakarta sudah cukup lama tidak diguncang gempa yang diakibatkan oleh Sesar Baribis ini, tapi tindakan kesiapsiagaan bencana tetap harus dilakukan, mengingat sesar ini tepat berada di bawah Jakarta.