Kisah Nabi Syu’aib Asal Madyan

Nabi Syu’aib berasal dari Madyan. Ia lahir dan dibesarkan di sana. Kedua orangtuanya berasal dari kalangan yang diseganidi Madyan, sehingga penduduk disana menghormatinya.

Kisah-Nabi-Syuaib-Asal-Negeri-Madyan

Sejak kecil Nabi Syu’aib sudah dididik untuk taat berobadah sesuai agama Nabi Ibrahim.Ia diajarkan untuk melaksanakan perbuatan terpuji dan menjauhi perbuatan tercela.

Nabi Syu’aib hidup dan besar di negeri Madyan. Madyan adalah negeri yang berlimpah nikmat. Pendudukny abanyak yang kaya raya. Sayangnya mereka durhaka. Kesombongan mereka sangat keterlaluan. Berbagai perbuatan jahat merajalela.

Allah memilih utusannya. Maka diangkatlah Syu’aib menjadi Nabi. Tugasnya sangat berat. Ia harus berdakwah pada kaum Madyan agar kembali kepada agama yang benar.

Pedagang Mengurangi Timbangan

Orang-orang madyan disebut juga Penduduk Aikah. Sebenarnya mereka adalah pedagang yang ulung. Namun kekayaannya tidak berkah karena diperoleh dengan mengurangi timbangan, terutamatimbangan jual beli dengan orang-orang miskin.

Kisah Dakwah Kartun Nabi Syu’aib Untuk Anak

Nabi Syu’aib menegur “Sempurnakan takaran dan timbangan! Janganlah merugikan para pembeli. Perbuatan kalian benar-benar tercela.”

Para pedagang terbelakak. Ternyata, ada yang berani menegur mereka. ‘Apa pedulimu Syu’aib! Kami sedang berdagang. Dagang itu untuk mencari untung.Jangan campuri urusan kami! Kamu tidak berhak mengatur kami.”

Nabu Syu’aib menggeleng-gelengkan kepala. Mereka sangat keterlaluan. ” Sebenarnya,kalian termasuk orang-orang yang mampu. Kekayaan kalian cukup banyak. Untuk apalagi menipu demi harta?”

“Ha..ha..ha.. Itulah kehebatan kami. Harta kami terus bertambah banyak. Kami tidak mau jatuh miskin” mereka tertawa-tawa.

“Boleh saja mengambil keuntungan, tetapi bukan mengurangi takaran dan timbangan. Lebih baik kalian mendapatkan keuntungan yang halal,”jelas Nabi Syu’aib.

Para pedagang Madyan saling berpandangan. Mereka melangkah mendekati Nabi Syu’aib, Wajah mereka tampak marah. “Lantas buat apa kami jujur berdagang?Buktinya tidak ada yang bisa menghukum kami. Kecurangan kami aman-aman saja.”

Nabu Syu’aib mengingatkan “Setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan. Siapa yang curang akan diazab diakhirat. Kalian akan dihukum Tuhan,”

“Huh, kami tidak percaya dengan akherat. pikiranmu mulai aneh. Tuhan berhala pun tidak pernah marah. Kami dibiarkan saja seperti ini.” Mereka kemudian meninggalkan Nabi Syu’aib dan tidak lagi mengacuhkannya.

Sulitnya Mencegah Kejahatan

Kejadian tersebut sangat berkesan bagi Nabi Syu’aib, beliau kemudian bertekad untuk terus berdakwah. Salahsatunya dengan keteladanan berbuat baik kepada sesama. Ia juga rajin beribadah.

“Lihat, apa yang dilakukan Syu’aib?” seru seorang pria kepada teman-temannya. mereka memandangi tempat nabi Syu’aib Shalat.

“Oh, itu disebutnya shalat. Dia menyembah Tuhannya dengan cara itu. Caranya aneh sekali! Syu’aib juga suka berbuat baik. Tujuannya supaya orang kagum kepadanya,” ungkap yang lain.

Nabi Syu’aib rajin Shalat sehingga hatinya menjadi tenang. Ia pun siap berdakwah secara terang-terangan. Suatu kali iamengunjungi pusat penyembahan oatung. Di sana sedang berkumpul kaum Madyan.

“Hai penduduk Madyan!Aku masih tergolong saudaramu. Aku datang menyerukan kebenaran. Berhentilah menyembah berhala. Kalian telah disesatkan setan. Sembahlah Allah Tiada Tuhan Selain Allah. Janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan,”

Upacara itu menjadi terganggu. Penduduk Aikah menggerutu dan mengomel. Semua mata memandangi Nabi Syu’aib.

“Memangnya kamu siapa? Apa kelebihannmu sehingga melarang kami ?” ejek mereka geram.

Nabi Syu’aib berkata lantang “Sesungguhnya aku adalah seorang Rosul. Aku mendapat kepercayaan berdakwah kepada kalian. Maka, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku!”

Rupanya mereka salah paham. Salah seorang langsung menyela “Cukup Syu’aib! jangan membuang waktu kami. Kamu tidak usah berbelit-belit. Katakan! Kamu diberi upah berapa? Kami akan menggantinya lebih besar, asalkan kamu diam.

Seorang brewok mengacungkan sekantung uang di tangannya. Orang-orang berbisik, “Ternyata Syu’aib gila harta. Ia mengganggu supaya mendapat uang, Benar-benar memalukan”

“Simpanlah uangmu. Jika kamu berikan kepada orang miskin itu, akan lebih baik. Aku tidak mengharapkan upah. Tidak ada yang mebayarku untuk itu. Upahku dari Allah berupa pahala yang besar,” Nabi Syu’aib menjelaskan.

Mereka berkata ” Hai Syu’aib, apakah shalat membuatmu merasa lebih baik? Lantas, kamu menyuruh kami meninggalkan sembahan nenek moyang.Bahkan kamu melarang kami mengelola harta sekehendak kami. Kamu benar-benar sok mengatur.”

Walaupun ejekannya sangat menyakitkan Nabi Syu’aib menyanggah “Aku tidak bermaksud buruk. tujuanku agar kita mendapat kebaikan bersama. Perjuangankku berkat pertolongan Allah,”

Dakwah terus dijalankan Nabi Syu’aib, beliau mengajak orang-orang miskin. Mereka kemudian beramai-ramai beriman sehingga pengikut nabi Syu’aib terus bertambah.

Mendapat Tantangan dan Cobaan.

Kebencian orang kafir semakin menjadi-jadi, orang-orang beriman dipukuli dan disiksa. Penderitaan orang beriman sangat menyakitkan, tetapi tidak ada seorangpun yang murtad. Tidak ada yang kembali menyembah berhala.

Keberadaan nabi Syu’aib semakin meresahkan. Kaum kafir Madyan iri karena pengikutnya yang semakin banyak. Perdagangangan mereka terancam dan mereka takut kehilangan kekuasaan dan hartanya. Sehingga mereka mengadakan pertemuan untuk menjegal dan menyingkirkan Nabi Syu’aib. Mereka akhirnya menemui Nabi Syu’aib dan mengusirnya.

Pengikutnyapun diusir dari rumah-rumah mereka, Bahkan mereka mengejek seruan Nabi Syu’aib.

Kejahatan kaum Madyan sudah keterlaluan. Nabi Syu’aib pun berdoa,”Ya Tuhan kami! Berilah keputusan antara kami dengan mereka secara adil. Engkaulah sebaik-baik pemberi keputusan,”

Kemudian Nabi Syu’aib diperintahkan untuk hijrah mencari tempat yang aman.

وَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ

Pemuka-pemuka kaum Syu’aib yang kafir berkata (kepada sesamanya): “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu’aib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi”.

Azab Telah Datang.

Seluruh orang beriman sampai di te,pat yang aman dan selamat dalam lindungan Allah. Sementara negeri Madyan menjadi gelap awan hitam tebal menyelimuti. Kemudian terjadilah gempa yang dahsyat sehingga orang-orang kafir menjadi mayat-mayat.

Setelah kejadian tersebut kemudian Nabi Syu’aib kembali membangun negeri Madyan sehingga menjadi negeri yang makmur.

Putri Nabi Syu’aib

Nabi Syu’aib membina rumah tangga bahagia. Mereka hidup rukun dan gemar beribadah. Mereka dikarunia dua orang putri bernama Layya dan Shafura.

Walaupun perempuan mereka rela menggembala kambing, hingga Nabi Syu’aib khawatir akan kegiatannya tersebut. Sampai suatu ketika ada seorang laki-laki yang membantu mengambilkan air untuk ternaknya dan kedua putri pulang lebih awal.

Singkat cerita kahirnya laki-laki bernamaMusa tersebut akhirnya dinikahkan dengan Shafura setelah melalui proses bekerja, memenuhi mahar bekerja selama delapan tahun.

Kisah Nabi diambil dari Buku Dzikrul Kids

Comments (0)
Add Comment