Bulan Idul Fitri Tahun 2026: Muhammadiyah Tetapkan 20 Maret, Pemerintah Tunggu Sidang Isbat

Bulan Idul Fitri Tahun 2026: Muhammadiyah Tetapkan 20 Maret, Pemerintah Tunggu Sidang Isbat
Bulan Idul Fitri Tahun 2026: Muhammadiyah Tetapkan 20 Maret, Pemerintah Tunggu Sidang Isbat

INITU.ID – Bulan Idul Fitri tahun 2026 diprediksi akan tiba pada 20 Maret 2026 menurut penetapan Kalender Hijriah Global Tunggal yang dihitung (dihisab) oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Keputusan ini berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang telah lama digunakan oleh Muhammadiyah.

Dengan demikian, warga Muhammadiyah diperkirakan akan merayakan 1 Syawal 1447 Hijriah pada Jumat, 20 Maret 2026. Sementara itu, Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama belum mengumumkan secara resmi tanggal Idul Fitri, karena masih akan menunggu hasil sidang isbat yang dijadwalkan sehari sebelumnya, yaitu 19 Maret 2026.

Perbedaan Potensi Tanggal

Berdasarkan perhitungan astronomi, posisi hilal pada 29 Ramadan 1447 H akan berada pada ketinggian yang berpotensi berbeda di sejumlah wilayah Indonesia. Muhammadiyah menetapkan awal bulan Syawal 1447 H berdasarkan kriteria wujudul hilal, sedangkan pemerintah menggunakan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang menggabungkan metode hisab dan rukyat.

BACA JUGA: Profil KH. Yusuf Hasyim – Kiai Pejuang NU yang Menggetarkan Medan Perang dan Panggung Politik

Dengan kriteria MABIMS terbaru, ada kemungkinan pemerintah menetapkan 1 Syawal pada 21 Maret 2026, sehingga lebaran tahun depan berpotensi berbeda satu hari antara sebagian umat Islam.

Makna Idul Fitri

Idul Fitri adalah momen puncak dari ibadah Ramadan, yang dimaknai sebagai kembalinya manusia pada fitrah kesucian. Selain shalat Id, tradisi di Indonesia juga diwarnai dengan silaturahmi, saling memaafkan, dan berbagi kebahagiaan. Baik 20 maupun 21 Maret, esensi perayaan tetap sama: memupuk persaudaraan dan memperkuat iman.

Ajakan untuk Saling Menghormati

Majelis Tarjih Muhammadiyah maupun Kementerian Agama sama-sama mengimbau agar perbedaan penetapan Idul Fitri tidak menjadi sumber perpecahan di tengah masyarakat. Menghormati perbedaan metode penentuan awal bulan hijriah merupakan wujud kedewasaan beragama.

JANGAN LUPA IKUTI UPDATE BERITA INITU.ID DI Google News IKUTI JUGA SALURAN RESMI WHATSAPP INITU.ID SILAHKAN KLIK DISINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses