Seringkali kita mendengar untaian kata indah ukhuwah Islamiyah sebagai bagian adab dalam bermasyarakat agar tercipta perdamaian yang hakiki. Tentunya tidak semudah membalikan tangan karena masih banyak riak riak yang tidak diinginkan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Pertama yang ingin kami uraikan adalah berawal dari sebuah ayat disebutkan sebuah ayat yang menghentak kesadaran kami untuk sedikit merenung
اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ ۗ ࣖ
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagian dari mereka menjadi musuh bagi yang lain kecuali orang-orang bertakwa. (QS. az-Zukhruf : 67).
“Sesungguhnya di dunia ini ada taman-taman surga. Barangsiapa tidak memasuki taman surga dunia, maka dia tidak bisa memasuki surga di akhirat.” Sebuah diatas merupakan ungkapan mahsyur dari syaikh Ibnu Taimiyah mengenai taman surga dunia. Lalu apakah taman surga dunia itu, Saudaraku?
Selanjutnya dalam sebuah Hadist yang diriwayatkan dari Imam Ahmad menyebutkan “…Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah apakah yang dimaksud taman-taman surga itu? Beliau menjawab “ Yaitu halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu)”.
Majelis Ilmu
Taman surga dunia. Ya, itulah yang dapat kita ungkapkan dalam majelis tarbawi ini. Pendidikan (tarbiyah) adalah dakwah dimana kita berproses menjadi pribadi muslim yang baik.
Proses pendidikan tersebut tentu bukan hanya sekedar ngaji membahas mengenai aqidah, tauhid, fiqh, hafalan. Tapi juga ada hal berharga yang kita peroleh dari proses tersebut seperti hidup bermasyarakat menumbuhkan empati dan nilai nilai positif lainnya.
Sebuah ikatan yang saling menautkan hati. Itulah ukhuwah. Sebuah anugerah tiada tara yang Allah berikan bagi para mukmin dengan mengikat hati dalam ikatan iman. Jika kata Ustadz Salim A.Fillah, ukhuwah adalah ruh-ruh yang diakrabkan oleh iman.
Mengenang dan membaca hijrah Rasulullah tentang ukhuwah Islamiyah, tentu kita perlu belajar dan meneladani banyak pelajaran disana. Suatu hari ketika, Abu Bakar ash-Shidiq mendampingi Rasulullah dalam hijrahnya menghindari kejaran Quraisy dan bersembunyi dalam gua Tsur. Ketika beberapa orang Quraisy mengetahui tempat persembunyian mereka, Abu Bakar mulai resah dan gelisah.
Tepat di saat itu, menitiklah sebulir air mata Abu Bakar hingga jatuh ke pipi Rasulullah yang sedang berbaring di pangkuan Abu Bakar. Rasulullah terbangun dan berkata, “Janganlah bersedih, Abu Bakar. Allah bersama kita.” Sebuah perkataan lembut dari Rasulullah yang mampu menguatkan hati Abu Bakar.
Begitulah indahnya ukhuwah dalam dekapan tarbiyah. Saling menguatkan ketika yang lain lemah, saling menasehati ketika yang lain khilaf, saling menjaga agar selalu dalam kebaikan, dan saling berbagi. Begitulah indahnya ukhuwah dalam dekapan tarbiyah.
Baca juga “Kisah Singkat Nabi Harun AS “Saudara Setia Dalam Dakwah”.
Kita belajar untuk saling berlemah lembut, mencintai, mengasihi, menghormati, mengokohkan, memaafkan, dan saling mempercayai. Begitulah indahnya ukhuwah dalam dekapan tarbiyah, ketika ruh-ruh saling diakrabkan oleh iman mereka bagaikan cahaya di atas cahaya.
“Persaudaraan adalah mukjizat, wadah yang saling berikatan. Dengannya Allah persatukan hati-hati yang berserakan. Saling bersaudara, saling merendah lagi memahami, saling mencintai, dan saling berlembut hati.” (Sayyid Qutb).
Oleh karena hal itu tidak ada lagi kedepan saling menghujat, membenci, memfitnah sesama manusia atau bahkan saling melengkapi dan saling tolong menolong untuk bersama-sama keluar dari permasalahan pandemi saat ini. Yang berdampak tidak hanya kepada kesehatan tetapi sisi kehidupan lainnya ekonomi, sosial dan budaya.
Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah seharusnya dimaknai sebagai persaudaraan yang berdasarkan dengan nilai-nilai Islam. Sementara persaudaraan antar sesama umat Islam dinamakan dengan ukhuwah diniyyah.
Dari pemaknaan tersebut, ada beberapa makna ukhuwah Islamiyah antara lain
- ukhuwah diniyyah (persaudaraan terhadap sesama orang Islam),
- ukhuwah wathâniyyah (persaudaraan berdasarkan rasa kebangsaan),
- dan ukhuwah basyâriyyah (persaudaraan berdasarkan sesama makhluk Tuhan) ketiganya memiliki peluang yang sama untuk menjadi Ukhuwah Islamiyah.
Akhirnya kami berharap semoga bermanfaat sedikit tulisan diatas.
Sumber NU Online