Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat digolongkan menjadi kalimat simpleks (tunggal), majemuk (majemuk setara), kompleks (majemuk bertingkat), dan majemuk kompleks. Kali ini, kita akan membahas perbedaan kalimat majemuk setara dan majemuk bertingkat.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan setara. Hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk setara lazimnya ditandai dengan kehadiran konjungsi dan, atau, juga tetapi. Ketiga konjungsi ini juga digantikan dengan konjungsi serta (maknanya mirip dengan dan), sedangkan, padahal, dan melainkan (maknanya mirip dengan tetapi).
Baca juga “Pengertian, Jenis-Jenis Dan Contoh Kalimat Menggunakan Majas.”
- Aku ingin menonton basket, tetapi kakakku ingin bermain Clash of Clan.
- Anda dapat mengambil langsung dokumen tersebut di kantor cabang terdekat atau mengunduhnya melalui google drive.
- Dewan Komisaris memutuskan untuk menaikkan pembagian dividen bagi para direktur serta menyetujui penunjukan presiden direktur yang baru.
- Dia bukan penyair, melainkan seorang penyiar.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat atau kalimat kompleks juga terdiri atas dua klausa, tetapi salah satu klausanya merupakan perluasan. Perluasan ini adalah klausa subordinatif atau anak kalimat.
- Pak Kades datang ketika pertandingan belum mulai.
- Dia bilang bahwa kakaknya akan menjemputnya besok.
- Kasus penipuan yang pernah menggemparkan publik itu dilakukan oleh anak berumur sepuluh tahun.
Dalam struktur kalimat, klausa subordinatif tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri. Anak kalimat (klausa subordinatif) selalu bergantung pada induk kalimat (klausa utama). Pada contoh di atas, konstituen ketika pertandingan belum mulai, bahwa kakaknya akan menjemputnya besok, dan yang pernah menggemparkan publik adalah klausa subordinatif. Ketiganya hadir sebagai perluasan dari salah satu unsur dalam klausa utama.
Perbedaan Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat
Berdasarkan pemaparan di atas, berarti, perbedaan kalimat majemuk setara dan bertingkat terletak pada hubungan antarklausanya. Pada kalimat majemuk setara, klausa memiliki hubungan yang koordinatif. Selain contoh di atas, konjungsi-konjungsi yang sering dijumpai pada kalimat majemuk setara adalah lalu, kemudian, lagi pula, hanya, padahal, sedangkan, juga baik … maupun.
Pengertian Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung atau kata hubung adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat dan sebagainya dan tidak untuk tujuan atau maksud lain.
Baca juga “Contoh Dan Maksud Kalimat Deduktif Dan Induktif Dalam Sebuah Paragraf.”
Sementara itu, kalimat majemuk bertingkat tersusun atas klausa yang memiliki hubungan yang subordinatif. Konjungsi-konjungsi yang sering ditemukan pada kalimat majemuk bertingkat adalah sebagai berikut.
- Pertama memiliki konjungsi waktu: setelah, sesudah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, sambil, selama, sehingga, sampai (dengan)
- Kedua berupa konjungsi syarat: jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, apabila, manakala
- Ketiga berupa konjungsi pengandaian: andai, andaikan, seandainya, andaikata, sekiranya
- Keempat berupa konjungsi tujuan: agar, supaya, biar, untuk, demi, bagi
- Kelima berupa konjungsi konsesif: biarpun, meskipun, sungguhpun, sekalipun, walaupun, kendatipun
- Keenam berupa konjungsi pembandingan atau kemiripan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, bagaikan, laksana, alih-alih, ibarat, bak, bagai
- Ketujuh berupa konjungsi sebab atau alasan: sebab, karena
- Kedelapan berupa konjungsi hasil atau akibat: sehingga, sampai-sampai, akibatnya, akhirnya
- Kesembilan berupa konjungsi cara: dengan, tanpa, secara
- Kesepuluh berupa konjungsi alat: dengan, tanpa
- Kesebelas berupa konjungsi komplementasi: bahwa
- Konjungsi atribut: yang
- Konjungsi perbandingan: lebih … dari, lebih … daripada, sama … dengan …
Rujukan:
Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Penulis: Yudhistira
Sumber dari narabahasa id