Biografi KH Syaichona Cholil Bangkalan atau Mbah Kholil

0

Tepat pada tanggal 27 Januari 1820 M atau tepatnya Selasa 11 Jumada ats-Tsaniyah 1235 H, Abdul Latif seorang Kyai Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan , ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur, merasakan kegembiraan. Pada hari itu, dia mendapat karunia seorang putra yang diberi nama Muhammad Cholil.

Syaikhona Cholil merupakan seorang ulama asal Madura yang hidup pada 1820 sampai 1925. Pada usia 24 tahun, Syekh Cholil menikahi Nyai Asyik, putri Lodra Putih.

Mbah Cholil kecil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim, anak dari Kyai Abdul Karim. Yang disebut terakhir ini adalah anak dari Kyai Muharram bin Kyai Asror Karomah bin Kyai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati. Maka tak salah kalau KH. Abdul Lathif mendambakan anaknya kelak bisa mengikuti jejak Sunan Gunung Jati karena memang dia masih terhitung keturunannya.

Melawan Penjajah

Kehidupan Syaikhona Cholil al-Bangkalani tidak lepas dari gejolak perlawanan terhadap penjajah. Kiai Cholil melakukan perlawan terhadap para penjajah di zaman kolonial dengan caranya sendiri.

Dalam buku “99 Kiai Kharismatik Indonesia: Riwayat, Perjuangan, Doa dan Hizib”, KH A. Aziz Masyhuri menjelaskan, dalam melawan penjajah Kiai Cholil tidak melakukan perlawan secara terbuka tetapi ia lebih banyak berada di belakang layar.

Syaichona Cholil adalah guru para ulama pejuang di pulau Jawa. Beberapa ulama pejuang yang pernah berguru kepada Syaichona Cholil antara lain, pendiri Nahdatul Ulama KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, KH Bisri Mustofa, KH Nawawi, dan KH Asad Syamsul Arifin.

Kiai Cholil berasal dari keluarga ulama dan keturunan wali sembilan. Ayahnya, Kiai Abdul Latif mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Para ulama nusantara kebanyakan pernah menjadi santri Kiai Cholil, termasuk pendiri Nahdlul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari.

Riwayat Pendidikan Syaikhona Cholil

Sejak kecil Muhammad Cholil dididik sangat ketat oleh sang ayah. Kebetulan juga Mbah Cholil di masa kecil sangat haus akan ilmu. Terutama yang berkaitan dengan ilmu Fiqh dan nahwu. Bahkan lebih istimewanya lagi ia sudah hafal dengan baik Nazham Alfiyah Malik sejak usia muda.

KH. Abdul Latif kemudian mengirim Mbah Cholil kecil untuk menimba ilmu yang lebih luas ke sejumlah pesantren. Awal pendidikan Mbah Cholil muda belajar kepada Kyai Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban , Jawa Timur.

Setelah menimba ilmu dari Langitan Mbah Cholil pindah ke Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian Mbah Cholil melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Keboncandi.

Selama menimba ilmu di pondok pesantren ini, Mbah Cholil belajar dengan Kyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, berjarak 7 kilometer yang harus ditempuh dari Keboncandi. Saat melakukan perjalanan dari Keboncandi ke Sidogiri, Mbah Cholil selalu membaca Surat Yasin.

Mbah Cholil di masa muda memiliki keinginan untuk menimba ilmu ke Mekkah. Pada saat usianya mencapai 24 tahun, Mbah Cholil memutuskan untuk pergi ke Mekkah setelah menikah.

Untuk ongkos melakukan perjalanan bisa ia tutupi dari hasil kerja kerasnya menabung saat masih menyantri di Banyuwangi. Selama melakukan pelayaran menuju Mekkah, konon, Mbah Cholil berpuasa. Hal ini disebabkan bukan karena untuk menghemat uang, namun tujuan ini agar dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar selamat sampai tujuan.

Guru KH Syaichona Cholil

KH Syaichona Cholil pernah berguru kepada beberapa ulama baik di Indonesia maupun di luar negeri, di antaranya :

  • K.H. Abdul Lathif (Ayahnya)
  • K.H. Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban
  • K.H. Nur Hasan di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan
  • Syekh Nawawi al-Bantani di Mekkah
  • Syekh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi
  • Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan di Mekkah
  • Syeikh Mustafa bin Muhammad Al-Afifi Al-Makki di Mekkah
  • Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud Asy-Syarwani di Mekkah

Murid-murid KH Syaichona Cholil

Berikut merupakan murid-murid dari KH Syaichona Cholil yang tersebar di seluruh Indonesia :

  • K.H. Muhammad Hasan Sepuh – pendiri Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo
  • K.H. Hasyim Asy’ari – pendiri Nahdlatul ‘Ulama, pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang
  • K.H. Abdul Wahab Hasbullah – pengasuh Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang
  • K.H. Bisri Syansuri – pengasuh Pondok Pesantren Denanyar, Jombang
  • K.H. Manaf Abdul Karim – pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri
  • K.H. Ma’sum – Lasem, Rembang
  • K.H. Munawir – pendiri Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta
  • K.H. Bisri Mustofa – pendiri Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang
  • K.H. Nawawi – pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan
  • K.H. Ahmad Shiddiq – pengasuh Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah, Jember
  • K.H. As’ad Syamsul Arifin – pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Asembagus, Situbondo
  • K.H. Abdul Majjid – Batabata, Pamekasan
  • K.H. Toha – pendiri Pondok Pesantren Batabata, Pamekasan
  • K.H. Abi Sujak – pendiri Pondok Pesantren Astatinggi, Kebunagung, Sumenep
  • K.H. Usymuni – pendiri Pondok Pesantren Pandian, Sumenep
  • K.H. Zaini Mun’im – Paiton, Probolinggo
  • K.H. Khozin – Buduran, Sidoarjo
  • K.H. Abdullah Mubarok – pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya
  • K.H. Mustofa – pendiri Pondok Pesantren Macan Putih, Blambangan
  • K.H. Asy’ari – pendiri Pondok Pesantren Darut Tholabah, Wonosari, Bondowoso
  • K.H. Sayyid Ali Bafaqih – pendiri Pondok Pesantren Loloan Barat, Bali
  • K.H. Ali Wafa – Tempurejo, Jember
  • K.H. Munajad – Kertosono, Nganjuk
  • K.H. Abdul Fatah – pendiri Pondok Pesantren Al-Fattah, Tulungagung
  • K.H. Zainul Abidin – Kraksaan, Probolinggo
  • K.H. Zainuddin – Nganjuk
  • K.H. Abdul Hadi – Lamongan
  • K.H. Zainur Rasyid – Kironggo, Bondowoso
  • K.H. Karimullah – pendiri Pondok Pesantren Curah Damai, Bondowoso
  • K.H. Muhammad Thohir Jamaluddin – pendiri Pondok Pesantren Sumber Gayam, Madura
  • K.H. Hasan Mustofa – Garut
  • K.H. Raden Fakih Maskumambang – Gresik

Pahlawan Indonesia

Sesuai dengan jasanya melahirkan banyak ulama dan pemimpin di Indonesia, beberapa tokoh mengusulkan KH Syaichona Cholil menjadi Pahlawan Nasional.

Meskipun nama beliau sudah harum dan tidak memerlukan gelar dari manusia lagi.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.