Pembaca Initu yang berbahagia, semoga dalam keadaan sehat semua. Dimasa pandemi ini sepertinya benar-benar memasuki fase yang belum pernah dialamai siapapun.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Berbagai adaptasi terus dilakukan berbagai elemen mulai anak hingga orang dewasa. Beberapa peristiwa membuat penulis sangat miris dan tergugah untuk mengajak pembaca semua untuk saling menguatkan agar tidak semakin terdegradasi generasi muda kedepan.
Peristiwa pertama dari kota Gresik baru baru ini ditemukan seorang anak meninggal dunia dibunuh oleh teman main gamenya sendiri. Betapa mirisnya seorang anak sudah berani untuk membunuh.
Di wilayah lain ada kabar seorang anak yang rela bunuh diri dengan berbagai penyebab yang tidak masuk akal, ada beberapa alasan seperti patah hati, stress karena sekolahnya dan sebagainya.
Sungguh kondisi yang diluar kenormalan kemanusiaan. Alangkah baiknya siapapun kita baik orang tua, kakak, adik, paman, tetangga atau siapapun terus meningkatkan kepedulian.
Tentunya kepedulian tidak harus berupa materi, support semangat dan pendampingan sangatlah penting.
Hilangkanlah kata kata sampah
Sadar atau tidak sadar kita seringkali nyampah, tidak hanya berupa materi sampah betulan, tetapi kata kata yang tidak perlu seringkali menjadi sampah timeline atau bahkan diucapkan kepada orang yang tidak tepat.
Kata sampah adalah kata jorok, binatang, kasar, melecehkan, merendahkan dan berbagai kata negatif yang tidak layak dilontarkan.
Ada sebuah penelitian yang menyebutkan semakin banyak kata optimis yang diterima maka seseorang akan tumbuh menjadi orang-orang optimis, begitu juga apabila kebanyakan kata sampah maka bisa ditebak akan menjadi apa.
Baca juga “Pengertian, Contoh Dan Fungsi Kata Transisi Dan Kata Aktif.”
Sebuah fakta menarik seorang yang tega membunuh temannya adalah sama sama suka game, walau penulis tidak secara langsung mendapat informasi. Beberapa kali melihat betapa brutal game sekarang ini.
Penuh dengan kekerasan dan seringkali menciptkan dan menjadi wadah keluarnya kata kata sampah sejak dini. Semoga bisa menjadi pembelajaran dan evaluasi bagi kita semuanya.
Tentunya tidak hanya faktor tersebut, banyak sekalai faktor seperti lingkungan, keluarga dan faktor global pandemi saat ini.