Inilah Reaksi dan Solusi di Dunia Terhadap Taksi Online (Uber)
Beberapa hari ini di Indonesia mengalamai beberapa masalah terkait regulasi penerapan transportasi model baru ini, adanya perbedaan sudut pandang sehingga terjadi demo besar besaran supir taksi offline (22/03/15) karena merasa dirugikan, lalu bagaimana reaksi negara di dunia dan bagaimana solusinya terhadap permasalahan transportasi taksi online ini.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Berikut beberapa kejadian di belahan dunia yang bisa diambil pelajarannya
Brazil
Uber beroperasi sejak tahun lalu di empat kota besar yaitu sao paulo, rio de jeneiro, belo horizonte, dan brasilia, anggota DPRD melarang uber tetapi gubernur brasilia dan sao paulo malah memveto larangan tersebut
Jerman
Seorang hakim di Jerman membatalkan larangan beroperasi terhadap transportasi online. Mulai 16 September 2014 Uber diijinkan kembali untuk beroperasi di Jerman
Canberra
layanan taksi berbagi UberX secara resmi diluncurkan pada 30 Oktober 2015 di negara bagian ACT (australian Capital Territory) dengan canberra sebagai kota pertama di Australia yang mengatur masalah tersebut
Singapura
Perusahaan seperti Uber, Grab taxi, dan easy taxi harus mendaftar ke otoritas transportasi daratĀ (LTA) agar bisa beroperasi di Singapura . Saat ini setidaknya ada 5 aplikasi taksi online yang beroperasi di negara ini
FIlipina
Depertemen transportasi filipina, menyebut Uber sebagai transportasi networl vihicle (TNVS). Pengaturan ini mengatur jasa transportasi yang berbasis aplikasi dengan beberapa syarat , termasuk bayar pajak dan uji pengemudi dan armada
Malaysia
Kementrian transportasi malaysia menetapkan bahwa setiap individu atau perusahaan yang menggunakan kendaraan pribadi untuk melakukan transportasi bisa disangsi denda Rp 36 juta atau kurungan penjara selama setahun
Spanyol
Uber berhenti beroperasi terhitung sejak Desember 2014, setelah asosiasi pengemudi taksi di Madrid (Madrid Taxi Association) melayangkan protes ke pengadilan dan dimenangkan hakim . Uber kemudian mengubah bisnisnya menjadi layanan pengantaran makanan dan barang dengan meluncurkan Uber eats dua bulan setelah berhenti beroperasi
Jepang
Uber diwajibkan mendaftarkan perusahaannya sebagai agen perjalanan dan bekerjasama dengan perusahaan taksi setempat
Taiwan
Menteri transportasi dan komunikasi Taiwan menyatakan bahwa UberĀ melanggar hukum jalan di Taiwan karena beroperasi secara ilegal tanpa ijin jasa transportasi. PAda 29 januari 2015. Direktorat Jendral Jalan (DGH) mendenda uber sebesar Rp 9.9 Miliar
Thailand
Departemen transportasi telah memerintahkan Uber menghentikan operasi taksi . Namun operasi Grab taxi maupun easy taxi dari Brazil boleh beroperasi di thailand. Sebab kedua aplikasi ini menggunakan armada taksi yang terdaftar dengan plat kuning atau hijau . Sementara itu pengemudi yang menggunakan kendaraan pribadi sebagai kebutuhan komersil akan didenda sebesar 2000 bath atau sekitar 787 ribu
Terima kasih sudah membaca “Inilah Reaksi dan Solusi di Dunia Terhadap Taksi Online (Uber) ” semoga bermanfaat
Baca juga pembahasan teknolgi “Sejarah Teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR)”
sumber : jawa pos 23 Maret 2016