Bulan Ramadhan sangat ditunggu umat Islam, bulan ini juga sering disebut dengan nama bulan Al Qur’an. Sehingga tidak heran jika di bulan Al Qur’an ini umat Islam mengencangkan ikat pinggang dan terus untuk lebih bersemangat membaca serta merenungkan isi Al Qur’an Al Karim.
Kajian isi Al Qur’an hendaknya mendapat porsi yang besar dari aktifitas umat muslim di bulan suci ini. Mengingat hanya dengan inilah umat Islam dapat mengembalikan peran Al Qur’an sebagai pedoman hidup dan panduan menuju jalan yang benar.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183).
Kenapa menggunakan kata
Ada yang menarik dalam ayat diatas antaranya, pemilihan kata
الصِّيَامُ yang disebut dalam Al Quran sebanyak 9 kali. Tidak menggunakan kata صَوۡمًا yang terdapat dalam QS Maryam ayat 26.
Kenapa menggunakan kata Kutiba,
Karena Kutiba (pasif) menjadi diwajibkan kalau aktif harus menuliskan siapa yang mewajibkan. Sementara kata pasif tidak harus menyebutkan subyek. Sehingga kalimatnya “Diwajibkan atas kamu……”
Kalau aktif (kataba) memperkenalkan Subyeknya .. Yang mewajibkan Allah. Karena Allah menyebutkannya untuk orang beriman sehingga Allah tidak dinampakan dalam surat ini. dan merupakan penghargaan Allah bahwa kita beriman. Karena orang beriman sudah mengenal Allah.
Kaitannya kalimat pasif dan aktif, saat kalimat pasif kemudian cepat melaksanakan perintah Allah maka akan dimudahkan urusannya dunia sampai akherat.
Kenapa menggunakan “ala (عَلَ)
Karena sifatnya mengikat dan kuat. Puasa merupakan amal sholeh yang harus dilaksanakan (fardhu ‘ain). Jika orang sudah beriman maka akan terikat dengan amal sholeh.
Orang yang mengaku beriman maka akan mengikat amal sholeh, otomatis menyambut dengan semangat dalam menjalankannya.