Di Bandara Internasional Dubai, sejumlah penumpang terpingkal ketika mendengar informasi penerbangan yang
menggunakan bahasa Jawa halus.
”Nuwun sewu, bapak-bapak soho ibu-ibu, penerbangan Emirates EK tigo-gangsal-wolu dateng Jakarta sak meniko bade …,” begitu bunyi pengumuman penerbangan EK 358 rute Dubai-Jakarta di Bandara Dubai – bandara internasional tersibuk di dunia.
Paham maksudnya? Ini adalah Bahasa Jawa halus, yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘permisi bapak-bapak dan ibu-ibu, penerbangan EK 358 ke Jakarta saat ini akan….’
Alasan bahasa tersebut dipakai, menurut Divisional Vice President dari Emirates, Walter Riggans, untuk memudahkan bagi penumpang yang tidak memahami bahasa Inggris atau Arab saat proses naik ke pesawat.
‘Ini supaya penumpang di Bandara Dubai yang tidak bisa berbahasa Inggris atau Arab bisa merasa nyaman. Bersama pihak bandara, kami memasukkan 26 bahasa dalam sistem untuk dipakai di setiap pintu keberangkatan, sehingga supervisor yang bertugas bisa memilih bahasa sesuai penumpang yang akan terbang.”
“Ini sangat membantu mempercepat proses naik pesawat,” kata Riggans kepada BBC Indonesia lewat surel.
Emirates juga menekankan, yang mereka gunakan bukan sekadar bahasa Jawa, tetapi bahasa Jawa halus.
Sejumlah penumpang -yang memahami bahasa Jawa- di ruang tunggu yang mendengar pengumuman dalam Bahasa Jawa, malah puas tertawa.
”Kaget benar, boarding announcement-nya pakai Bahasa Jawa. Saya ketawa-ketawa bareng orang Indonesia yang lain,” kata Wahyu Pratomo, seorang warga Bandung yang sedang dalam penerbangan Amsterdam-Jakarta dan transit tiga jam di Dubai.
Padahal di ruang tunggu, kata Wahyu, orang Jawa bukan mayoritas.
”Orang Indonesia beberapa, tapi sepertinya tidak mayoritas orang Jawa. Banyak orang bule dan Arab juga,” ungkapnya. ”Turis Jerman yang duduk di sebelah sempat tanya: Bahasa apa sihini? Bagus juga di telinga.” Saat itu juga, video tersebut diunggah ke Instagram Story @wahyupratomo dan akun YouTube.
Di dunia, saat ini ada dua bandara yang menggunakan pengumuman informasi Bahasa Jawa. Selain Bandara Internasional Dubai, Bandara Adisutjipto di Yogyakarta juga memberlakukannya mulai 17 Juli lalu.
Alasannya, untuk menghadirkan ‘keramahan’ Yogyakarta dan mendukung pelestarian budaya lokal.
Budaya yang sulit dideskripsikan
Meski tergolong bahasa yang memiliki penutur terbanyak di Indonesia, mencapai 90 jutaan orang, menurut Ketua Umum Wikimedia Indonesia Biyanto Rebin, Bahasa Jawa dan budayanya cenderung tidak terawat. Eksistensinya mulai luntur, katanya.
”Kondisi Bahasa Jawa agak memprihatinkan. Di kota-kota besar orang sudah alih bahasa, penutur Jawa malah mengajarkan anaknya berbahasa Indonesia. Rujukan mereka lebih ke Bahasa Indonesia, budaya nasional, kemudian budaya asing.”
Padahal menurut Biyanto yang asli Salatiga, Bahasa Jawa ‘mengandung unsur budaya yang tidak bisa dideskripsikan dengan bahasa lain’.
Orang Jawa, Biyanto mencontohkan, punya guyonan ‘keunduran’. Dia menjelaskan, keunduran adalah kondisi saat mobil mundur dan menabrak sesuatu. ”Kan susah dideskripsikan. Nah, beberapa pernak-pernik budaya ini bisanya dideskripsikan secara apik dalam bahasa-bahasa aslinya, budaya pendukungnya.”
Saking takutnya Bahasa Jawa luntur, kata Biyanto, ensiklopedia daring Wikipedia melakukan preservasi bahan pustaka lewat Wikipedia Bahasa Jawa.
”Kita mengakomodasi bahasa yang digunakan oleh orang Jawa, baik yang Malaysia keturunan Jawa, Suriname, atau yang lain. Semua bisa menyumbang.
“Sampai Mei, sudah tembus 50 ribu artikel untuk Wikipedia Bahasa Jawa,” ungkapnya.
Sumber: BBC Indonesia