Search
Close this search box.

Memahami Makna Teori Ikigai Asal Jepang

Memahami Makna Teori Ikigai Asal Jepang

Dalam sebuah seminar motivasi penulis sempat mendengar sebuah kata yang disampaikan pembicara yaitu IKIGAI. Kata ini kemudian dikaitkan dengan aktifitas untuk mencapai Visi dan Misi.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Berikut beberapa kesimpulan yang kami rangkum dari beberapa sumber di google.

Ikigai memiliki tulisan aslinya kigai (生き甲斐). Ikigai sendiri terdiri dari dua kata yaitu :

  1. Iki (kehidupan) dan
  2. Gai (nilai) yang atau bisa di maknai sebagai jawaban dari pertanyaan.

“Mengapa Saya Hidup?”

“Ikigai” bisa dikatakan merupakan sebuah konsep berisi nilai — nilai untuk menjelaskan makna hidup dan kebahagiaan dari seseorang.

Konsep ikigai muncul dari Negeri Asia Timur tepatnya di Jepang yang terkenal dengan negeri sakura. Konsep ini diterapkan oleh warga Jepang untuk dapat memupuk motivasi dalam beraktivitas dan tujuan berkehidupan mereka sehari-harinya.

Dari sinilah melahirkan dan membentuk masyarakat Jepang yang memiliki karakter disiplin, pekerja keras, dan selalu highly motivated dalam menjalani aktivitasnya.

Sejarah Ikigai

Dari mana konsep Ikigai ini ditemukan ?, apasih nilai-nilai yang terkandung di dalamnya?, dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan kita ? Mari kita telaah bersama.

Pada tahun 2001, seorang profesor dari Universitas Toyo Eiwa melakukan riset. Orang tersebut bernama Akihiro Hasegawa dalam risetnya beliau mendalami asal-usul etimologi konsep Ikigai pada masyarakat Jepang.

Konsep Ikigai sendiri sudah muncul di periode Heian (periodisasi ke kaisaran Jepang pada masa lampau). Dimana warganya percaya bahwa dengan menciptakan kebahagian — kebahagiaan sederhana akan membuat kehidupan mereka lebih berarti.

Selain itu, ada seorang penulis asal Amerika bernama Dan Buettner juga menginisiasi sebuah riset. Dalam risetnya beliau mengulas gaya hidup di lima tempat di dunia yang warganya memilki angka usia hidup panjang.

Dan Buettner mengatakan bahwa dia sangat tertarik dengan masyarakat di daerah Okinawa, Jepang. Antara lain keteguhan masyarakatnya memegang konsep berkehidupan bernama Ikigai itu sendiri.

Cara Menemukan Ikigai

Setelah melakukan pendalaman terhadap konsep tersebut, Dan Buettner menyimpulkan bahwa konsep Ikigai sendiri dapat diterapkan ditempat lain. Beberapa kesimpulanya adalah ketika seseorang mampu menjawab empat pertanyaan sederhana ini kepada dirinya sendiri:

  1. Apa yang kamu sukai? (What You Love?)
  2. Apa yang bisa kamu lakukan dengan baik? (What you are good at?)
  3. Apakah kemampuan kamu itu layak mendapatkan bayaran? (What you can be Paid for?)
  4. Apa yang dibutuhkan dunia / lingkungan dari kamu? (What the world Needs?)

Cobalah kita menjawab keempat pertanyaan dasar tersebut, apakah kita sudah mampu memaknai Ikigai kita?

Beberapa indikator Ikigai sendiri adalah bagaimana kita bisa menjawab irisan dari masing — masing pertanyaan tersebut terlebih dahulu. Mari kita ulik bersama.

Kegemaran (Passion)

Makna kegemaran merupakan sebuah irisan antara “Apa yang Kamu Suka” dengan “Apa yang Kamu Kuasai”.

Disini kita harus mendefinisikan suatu aktivitas yang pada dasarnya dapat membangun minat, tanpa memikirkan kembali tentang bagaimana cara melakukannya.

Contohnya, saat teman-teman sangat tertarik dengan sesuatu. Contohnya dengan dunia kerelawanan dan juga kamu tahu bagaimana menolong banyak orang. Dari sini kita semua bisa melakukan kegiatan sosial yang berimpack kepada banyak orang.

Profesi (Profession)

Ketika teman-teman sudah tahu cara melakukan sesuatu dan seseorang rela untuk membayar kamu untuk melakukan hal itu. Maka disitulah letak kamu dapat mendefinisikan apa profesimu.

Kembali ke contoh, ketika kamu telah membuat sebuah karya semisal dunia kerelaawanan dan kamu mendapatkan uang karena royalty atau jasa yang telah diberikan kepada masyarakat maka itulah profesi yang menyenangkan bagi anda.

Pekerjaan (Vocation)

Setiap orang yang rela membayar atau mendukung untuk membesarkan visi anda, sudah barang tentu orang lain merasa terbantu dengan keberadaaan anda. Tapi apakah pembaca sekalian tahu, seberapa banyak orang yang butuh karyamu itu?

Poin inilah yang perlu sepenuhnya kamu konsiderasi agar apa yang kamu lakukan. Dapat dimaknai sebagai sebuah Pekerjaan (Vocation) di mata orang lain dan kamu sendiri tentunya

Bagaimana seseorang bisa hidup tanpa penghasilan yang mampu mencukupi hidupnya sendiri? Maka definisikanlah pekerjaanmu itu.

Misi (Mission)

Ketika kamu sudah tahu bahwa apa yang sangat kamu sukai, dan terefleksikan dalam bentuk kegiatanmu, serta dibutuhkan oleh banyak orang atau lingkungan, maka kamu pada dasarnya sedang melakukan kegiatan yang di sebut dengan misi (mission).

Sebagai contoh, kamu akan melakukan aksi sosial dibanyak tempat dan dalam kurun waktu yang relatif singkat, maka akn mudah dilakukan tanpa beban dan merasa terpaksa.

Namun apabila teman sekalian bisa menjawab irisan dari dua pertanyaan tersebut, maka kamu akan selalu tampil totalitas karena kamu tahu masyarakat membutuhkanmu untuk menghibur diri mereka.

Selain itu, kamu sendiri percaya bahwa energimu akan selalu tersirkulasi penuh dengan sendirinya karena kamu mencintai apa yang kamu lakukan. Simpel, kamu tahu Misi kamu apa, teman.

Contoh Ikigai

Alasan seseorang untuk bangun di pagi hari tidak selalu merupakan sesuatu hal yang besar. Terkadang dari hal-hal kecil dan sederhana, kita menemukan makna dari kebahagiaan. Misalnya,

  • bisa sholat Subuh berjamaah
  • membaca Al Quran
  • menikmati matahari terbit.
  • minum kopi pahit yang hangat,
  • olahraga bersama keluarga,
  • ataupun hal-hal sederhana lainnya yang tanpa kita sadari dapat membuat hati ini bersemangat dan bahagia saat melakukannya.

Seseorang yang menerapkan Ikigai akan tahu alasan mereka harus bangun pagi, harus memperjuangkan sesuatu, dan mereka memiliki harapan. Jika kita hidup tanpa mengetahui Ikigai, hidup akan terasa sepi tanpa makna.

Demikian sedikit ulasan “Memahami Makna Teori Ikigai Asal Jepang,” semoga bermanfaat.

Lihat juga berita-berita INITU di Google News, Klik Disini

Share the Post:

Related Posts