Search
Close this search box.

Mengenal Arti Hipotesis Serta Fungsi dan Contoh yang Benar

Mengenal Arti Hipotesis Serta Fungsi dan Contoh yang Benar

Dalam kerangka berfikir akademik, kita dilatih untuk bisa mempertanggungjawabkan semua argumen dan bisa menjelaskan secara runtut agar bisa difahami oleh orang lain.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Ada sebuah metodologi sederhana yang kita kenal dengan hipotesis, berikut beberapa penjelasannya terkait pengertian, fungsi, ciri-ciri dan contoh dari hipotesis tersebut.

Pengertian Hipotesis

Dalam artian lain, hipotesis adalah pendapat yang kebenarannya masih diragukan—harus diuji—untuk membuktikan—melalui penelitian atau percobaan.

Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya (wikipedia)

Jika sebuah hipotesis sudah melewati proses penelitian dan kebenarannya terbukti, maka selanjutnya disebut sebagai teori.

Ada pula yang menyebut hipotesis dengan hipotesa. Secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani, ‘hypo’ bermakna di bawah, dan ‘thesis’ artinya pendapat yang ditegakkan; pendirian-kepastian.

Hipotesa dapat di-definisikan sebagai suatu anggapan atau penjelasan yang diajukan [dibuat] atas dasar bukti terbatas; titik awal sebelum penyelidikan lebih lanjut.

Oke dari sini sudah faham kan ya pembaca sekalian ? baiklah kalau masih kurang berikut penjelasan selanjutnya.

Pengertian Hipotesis Menurut KBBI

Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya), meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.

Jenis Hipotesis

Untuk memudahkan kita memahami arti dari hipotesis ada baiknya kita juga mengerti berbagai jenis yang ada selama ini. Berikut beberapa diantara jenis hipotesis tersebut.

  • Hipotesa argumentatif, adalah hipotesis yang menunjukkan dengan teratur suatu dugaan sementara tentang mengapa benda, peristiwa, kenyataan, atau variabel itu terjadi.
  • Hipotesa alternatif merupakan pernyataan sementara mengenai hubungan yang berbanding terbalik antara variabel yang digunakan.
  • kualitatif, hipotesa ini menunjukkan hubungan sebab akibat dari sudut sifat hubungan sebab akibat tersebut.
  • Hipotesa kerja, menjelaskan akibat suatu sebab tertentu yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
  • Hipotesa deskriptif, menunjukkan dugaan sementara tentang bagaimana benda, peristiwa, kenyataan, atau variabel itu terjadi.
  • Kuantitatif, hipotesa inimenunjukkan hubungan sebab akibat dengan pengukuran yang pasti.
  • Hipotesa operasional, rumusan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil dalam menanggapi permasalahan tertentu.
  • Penjelasan, hipotesa menggunakan perhitungan statistik dan ilmu pasti.
  • Hipotesa nol, pernyataan sementara mengenai hubungan yang sama atau sebanding antara variabel yang digunakan.
  • Hipotesis ilmiah adalah hipotesis yang digunakan dalam konteks kegiatan ilmiah yang mengikuti aturan berpikir biasa, sadar, hati-hati, dan diarahkan.

Ciri-ciri Hipotesa yang Baik

Setiap manusia secara alami ah apabila diberikan kesehatan akal maka dapat membuat sebuah hipotesis; baik itu dalam menyelesaikan penelitian atau dala hal-hal yang sederhana, pada berbagai gejala di kehidupan sehari-hari.

Agar semakin sempurna, alangkah baiknya kita juga mengetahui beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, untuk menghasilkan hipotesa yang baik.

Setidaknya, ada enam ciri-ciri hipotesa yang baik, menurut Moh Nazir:

  1. Hipotesa harus menyatakan hubungan;
  2. Harus sesuai dengan fakta;
  3. Harus berhubungan dengan ilmu, dan sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan;
  4. Hipotesa juga harus dapat diuji;
  5. Harus sederhana; dan
  6. Harus bisa menjelaskan fakta.

Membuat sebuah hipotesa yang baik, seorang peneliti harus mempertimbangkan berbagai fakta relevan yang berlaku di masyarakat, diterima oleh akal sehat, dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku baik alam maupun hukum legal.

Fungsi penting hipotesis

Kenapa menggunakan hipotesis, tentunya karena memiliki fungsi yang sangat pentinf, setidaknya dalam penelitian ada beberapa alasan, Berikut diantaranya :

  1. Untuk menguji teori,
  2. Mendorong munculnya teori,
  3. Menerangkan fenomena sosial,
  4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
  5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Tahap-tahap pembentukan hipotesis

Untuk lebih memudahkan kita, berikut beberapa langkah langkah secara garis besar yang bisa dilakukan untuk melakukan sebuah hipotesis

  1. Penentuan masalah.

Sudah barang tentu langkah awal ini wajib ada, untuk melangkah selanjutnya. Masalh apa yang akan dilakukan hiptesis

2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis)

Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Hal ini penting untuk dipakai dalam penalaran ilmiah. Dan agar lebih terarah

3. Pengumpulan fakta.

Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.[3]

4. Formulasi hipotesis.

Pembentukan hipotesis dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini.

Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi.

5. Pengujian hipotesis

Artinya, mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesis terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi.

6. Aplikasi/penerapan.

Apabila hipotesis itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Maka seharusnya bisa diimplementasikan. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.

Contoh Hipotesis

Salah satu contoh yang bisa kita ambil misalnya sebuah studi. Apakah mahasiswa yang aktif di luar kelas, misalnya menjadi pengurus organisasi di jurusan, ikut unit kegiatan mahasiswa, atau organisasi memiliki nilai IPK yang lebih baik dibanding mereka yang tidak aktif atau cuma belajar di kelas saja.

Contoh hipotesisnya sebagai berikut

”Mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi di kampusnya memiliki nilai IPK lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi”.

Contoh lainnya bila nampak awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang bisa menduga-duga, berdasarkan pengalamannya.

Bahwa—karena langit hitam mendung maka—tidak lama lagi akan turun hujan.

Jika beberapa saat kemudian hujan benar-benar turun, maka dugaan terbukti.

Dugaan inilah yang disebut sebagai hipotesa secara ilmiah. Tetapi jika ternyata hujan tidak turun, maka hipotesa dinyatakan keliru.

Dalam penggunaan kata sehari-hari, penyebutan hipotesis pun tidak memiliki perbedaan makna.

Uji Hipotesis

Menjadi metode pembuktian empiris untuk mengonfirmasi atau menolak sebuah opini pun asumsi, uji hipotesis, harus menggunakan data sampel.

Banyaknya hipotesa di dunia, tak semua bisa diuji, mengingat tidak semua hipotesis adalah hal yang penting untuk diuji.

Sebab, mesti diingat benar jika pengujian hipotesa, bukan hanya butuh waktu, tapi juga dana dan tenaga. Untuk membuktikan hipotesis sehingga bisa digunakan sebagai argumen yang baik.

Demikian penjelasan initu tentang “Mengenal Arti Hipotesis Serta Fungsi dan Contoh yang Benar”. Semoga bermanfaat.

Baca juga artikel berita

Share the Post:

Related Posts