Profil Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur

0

Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo (PMDG) atau lebih dikenal dengan Pondok Modern Gontor adalah salah satu pondok pesantren yang terletak di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.

Pesantren ini terkenal dengan penerapan disiplin, penguasaan bahasa asing (Arab dan Inggris), kaderisasi dan jaringan alumni yang sangat kuat. Sejak didirikan pada 2o September 1926 atau tepatnya pada 12 Robiul Awwal 1345 H, Pondok Pesantren Gontor merupakan lembaga pendidikan yang tidak terikat dengan organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan mana pun. Sehingga independent.

Cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor bermula pada abad ke-18, saat Kyai Ageng Hasan Besari mendirikan Pondok Tegalsari di Desa Jetis Ponorogo Jawa Timur (10 KM ke arah selatan kota Ponorogo). Pondok Tegalsari sangat termasyhur pada masanya, sehingga didatangi ribuan santri dari berbagai daerah di pelosok nusantara. Kepemimpinan Pondok Tegalsari berlangsung selama enam generasi.

Pada pertengahan abad ke-19 yaitu pada masa Kyai Hasan Khalifah, Pondok Tegalsari mulai mengalami kemunduran. Pada saat itu, dia mempunyai seorang santri kesayangan bernama R.M. Sulaiman Djamaluddin, seorang keturunan Keraton Kasepuhan Cirebon.

Kyai Hasan Khalifah kemudian menikahkan putri bungsunya Oemijatin (dikenal dengan Nyai Sulaiman) dengan R.M. Sulaiman Djamaluddin dan mereka diberi tugas mendirikan pesantren baru untuk meneruskan Pondok Tegalsari, yang di kemudian hari pesantren baru ini dikenal dengan Pondok Gontor Lama.

Universitas Darussalam (UNIDA) adalah Perguruan Tinggi yang bersifat Pesantren di mana seluruh mahasiswa berada di dalam asrama kampus di bawah bimbingan rektor (sebagai kyai). UNIDA didirikan pada pada 1 Rajab 1383 / 17 November 1963 oleh Trimurti PMDG dan di bawah pengelolaan Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor. Saat ini Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A menjabat sebagai Rektor dan mengelola berbagai fakultas dalam berbagai strata pendidikan, yaitu:

  • Fakultas Ushuluddin: Perbandingaķn Agama, Akidah dan Filsafat Islam, Ilmu al-Quran dan Tafsir
  • Fakultas Tarbiyah: Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab
  • Fakultas Syariah: Perbandingan Madzhab dan Hukum, Hukum Ekonomi Islam
  • Fakultas Ekonomi dan Manajemen: Ekonomi Islam, Manajemen Bisnis
  • Fakultas Humaniora: Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi
  • Fakultas Ilmu Kesehatan: Farmasi, Ilmu Gizi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  • Fakultas Sains dan Teknologi: Teknik Informatika, Agroteknologi, Teknologi Industri Pertanian

Ada yang menarik dari sejarah berdirinya Pondok Gontor yang saat ini sudah memiliki 7 kampus dan sudah meluluskan banyak santri berkualitas dari Pondok berkonsep modern ini.

Dikutip dari website resmi Gontor, sejarah berdirinya pondok ini tidak lepas dari kuliah tujuh menit saat subuh, berikut kutipannya.

Sejarah dan Posisi Kultum Shubuh

  • Kultum Shubuh berdiri bersama dengan berdirinya pondok; bersamaan pula dengan kegiatan-kegiatan lain seperti Panggung Gembira (PG), pramuka kepanduan, sepak bola, Drum Band, dll.
  • Pondok pada pertama kali berdirinya tidak dengan mendirikan asrama dan kelas-kelas, tapi dengan mengumpulkan anak-anak sekitar yang gemar bermain (dulu bermain petasan) untuk diajarkan banyak hal tentang keislaman.
  • Ketika itu selama satu bulan, tiga puluh hari penuh kultum dipimpin dan diisi langsung oleh Pak Sahal (Alm. K.H. Ahmad Sahal, red.). Lama-lama karena semakin tua, kemudian bergantian dengan Pak Zar (Alm. K.H. Imam Zarkasyi, red.) dan Pak Shoiman (Alm. K.H. Shoiman Luqmanul Hakim, red.) serta guru-guru lainnya pada waktu itu.
  • Semuanya dimulai dari berjiwa besar; bukan hanya mulut besar, kepala besar, ataupun omong besar.
  • Dulu ada ungkapan, “kalau mau lihat Gontor, lihatlah bulan Ramadhan (ketika Ramadhan di Gontor)”. Karena itulah, fardhu ‘ain bagi setiap santri Gontor untuk mukim selama Ramadhan. Bahkan Pak Badri (Alm. K.H. Imam Badri, red.) pernah mengatakan, “Syarat menjadi santri Gontor adalah pernah bermukim!”
  • Gontor itu kurikulumnya 24 jam kehidupan. Seperti halnya Man Jadda Wajada itu tidak hanya diajarkan di kelas saja, tapi bahkan sampai di rayon-rayon, di lapangan, di pramuka, dan lain-lain. diajarkan ‘amaliyyandalam kehidupan sehari-hari.
  • Itulah yang dimaksud dengan Gontor bukan pondok pelajaran, tapi pondok kehidupan. Karena mendidik kehidupan, kehidupan yang benar. Pendidikan kehidupan.

العلم للحياة.

  • Filsafat kita adalah sesuai dengan ayat Al-Qur’an:

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوْا فِي الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوْا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ (التوبة: 122)

Kita belajar, kita dididik, agar kelak kita kembali ke masyarakat untuk memperingatkan mereka. Liyundziruu qawmahum. Kalau memang santri Gontor terpaksa jadi menteri, maka jadilah menteri tapi yang Liyundziruu menteri-menteri lainnya. Bahkan kalau memang terpaksa menjadi presiden, maka jadilah presiden tapi yang Liyundziruu presiden-presiden lainnya.

  • Begitulah fungsi dan status kuliah Shubuh di Gontor. Maka sampai kapanpun, kuliah Shubuh tetap tidak boleh dihapuskan.
kultum subuh di pondok gontor
kultum subuh di pondok gontor

Seiring berkembanganya waktu metode publikasi dan dakwah juga semakin berkembang, dari pengematan pembaca beberapa akun media official tampak kreatif dengan tampilan dari para santri, seperti nasyidi Youtube, dan beberapa postingan di Instagram juga menarik. Semoga menjadi bibit bibit pemimpin bangsa yang jujur dan amanah nantinay.

Demikian sekilas tentang “Profil Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur,” semoga menginspirasi untuk terus belajar dan bagi yang modok atau kuliah disana boleh berbagi pengalamanya dibawah komentar.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.