Sejarah Penghilangan Etnis Rohingnya di Myanmar

Sejarah Penghilangan Etnis Rohingnya Myanmar

0

Sebelum 1947

Sejumlah sumber menunjukan Rohingnya telah menduduki wilayah Arakan sejak abad ke-8 Masehi. Myanmar dibawah koloni Inggris, Rohingnya sebagai komunitas Muslim yang menduduki wilayah Arakan (sensus Inggris 1872.

Rohingnya Tahun 1947

Tahun 1948 Konstitusi dan UU kewarganegaraan menegaskan, semua etnis diakui tanpa pengecualian, termasuk Rohingnya. Tahun 1947 Kemerdekaan Myanmar dan pembentukan konstitusi. Rohingnya diakui sebagai salah satu etnis asli di Myanmar, hal ini berarti Rohingnya bukan etnis pendatang yang disebut sebagai Bengali

Rohingnya Tahun 1962-1974

  • Tahun 1962 terjadi kudeta militer dan mengawali rezim junta militer di Myanmar
  • Tahun 1974 dikeluarkan UU imigrasi darurat untuk mencegah imigran dari India, Bangladesh dan China
  • Tahun 1965 Junta militer mengeluarkan daftar 135 golongan etnis dan agama, yang didalamnya etnis Rohingnya sudah dihapus.
  • Tahun 1974 Myanmar mengeluarkan sertifikat registrasi nasional untuk semua penduduk , kecuali etnis Rohingnya.
  • Tahun 1978 Nagamin (Dragon King) program untuk mengusir komunitas Rohingnya yang dianggap sebagai pmberontak

Rohingnya tahun 1982

Chaimen Ne Win, pimpinan junta militer saat itu, menyatakan bahwa siapapun yang bermigrasi setelah 1824 tidak berhak atas kewarganegaraan. UU 1982 merumuskan 8 rumpun ras  dengan 155 etnis, Rohingnya secara resmi dikeluarkan dari 8 rumpun ras / 155 etnis

Myanmar mengeluarkan UU kewarganegaraan dan tidak mengakui Rohingnya sebagai salah satu etnis, tetapi sebagai Bengali yang bermigrasi dari Bangladesh. Kebijakan ini disertai dengan propaganda dan kampanye anti Rohingnya.

Rohingnya tahun 1990-1992

  • Tahun 1990 Pemerintah Myanmar mengeluarkan larangan bagi Rohingnya untuk mengikuti pemilihan umum. Pemilu pertama paska kudeta 1962
  • Tahun 1991 migrasi etnis Rohingnya mulai terjadi besar-besaran ke Bangladesh.
  • Tahun 1992, UU No. 8/92. 18 Maret 1992, melarang keberadaan partai Rohingnya

Rohingnya tahun 2006-2017

2006 Demokratisasi dimulai di Myanmar

2010 Junta Militer menyelenggarakan pemilu pertama kalinya sejak 1990

2014-2017 Pemerintah Myanmar mengeluarkan program pemutihan/naturalisasi etnis Rohingnya dengan menawarkan sebagai Bengali atau sebagai Rohingnya tetapi sebagai stateless (orang tanpa warga negara) dan menerima tahanan imigrasi

Program menarget, siapapun yang tinggal di Arakan sebelum Januari 1948 dapat mengikuti program naturalisasi.


Rohingnya mulai kehilangan status warganegara, diiringi dengan sejumlah kekerasan dan pembunuhan, baik dilakukan militer, polisi, bahkan warga sipil. Arus pengungsian semakin besar. Dari total 3 juta populasi diperkirakan saat ini tinggal 1,5 juta

Maret 2017 bersama dengan organisasi HAM internasional Human Right working group(HRWG) ikut mendorong dibentuknya tim pencari fakta  HAM PBB di Myanmar

________

Rohingya sudah ada di Rakhine atau Bruma sejak generasi terdahulu. Namun, klaim tersebut tidak berhasil. Mereka tidak mendapatkan pengakuan dari Myanmar dan keberadaannya diperdebatkan oleh kaum Buddha yang merupakan mayoritas di negara tersebut. Begitulah penjelasan singkat soal Rohingya menurut Jacques P Leider dalam tulisannya bertajuk Rohingnya: The Name, The Movement, and The Quest for Identity.

Presiden Arakan Rohingya National Organisation (ARNO), Nurul Islam, mengatakan Rohingya telah tinggal sejak dahulu kala. Mereka merupakan orang-orang dengan budaya dan peradaban yang berbeda-beda. Jika ditelusuri, nenek moyang merka berasal dari orang Arab, Moor, Pathan, Moghul, Bengali, dan beberapa orang Indo-Mongoloid. Permukiman Muslim di Arakan telah ada sejak abad ke-7 Masehi.

Rohingya tidak dianggap ke dalam 135 etnis resmi negara tersebut. Mereka juga telah ditolak kewarganegaraannya di Myanmar sejak 1982, yang secara efektif membuat mereka tanpa kewarganegaraan di tempat tinggalnya.

Sejak1948, tahun kemerdekaan Myanmar, sudah ada sekitar 1,5 juta orang Rohingnya yang meninggalkan tempat tinggalnya. Para pengungsi Rohingya kebanyakan ditemukan di Bangladesh, Pakistan, Arab Saudi, Thailand, dan Malaysia.

Pada tahun itu, ketegangan antara pemerintah Bruma, yang saat ini dikenal sebagai Myanmar, dan Rohingya meningkat. Banyak di antara mereka yang menginginkan Arakan untuk bergabung dengan Pakistan yang mayoritas Muslim. Pemerintah kemudian membalas dengan mengucilkan Rohingya, termasuk menyingkirkan mereka dari posisi pegawai negeri. Pada 1950, beberapa orang Rohignya menolak pemerintah. Pada 1962, Jenderal Ne Win dengan Partai Program Sosialis Burma-nya merebut kekuasaan dan mengambil langkah perlawanan keras terhadap Rohingnya.

Sekitar 15 tahun berselang, pemerintah memulai Operasi Nagamin. Operasi itu ditujukan untuk menyaring penduduk dari orang asing. Lebih dari 200 ribu orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh, di tengah tuduhan pelanggaran yang dilakukan oleh para tentara. Meski mereka membantah melakukan kesalahan. Setahun berikutnya, Bangladesh melakukan kesepakatan dengan Burma di mana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai perantaranya. Mereka bersepakat melakukan repatriasi pengungsi dan kala itu sebagian besar orang Rohingnya kembali ke Burma.

Namun pada 1982 Undang-Undang Imigrasi baru yang diberlakukan di sana mendefinisikan orang-orang yang bermigrasi selama pemerintahan Inggris sebagai imigran ilegal. Pemerintah Burma pun menggolongkan orang-orang Rohingya ke dalam golongan tersebut.

Lebih dari 250 ribu pengungsi Rohingya melarikan diri dari apa yang mereka sebut sebagai kerja paksa, pemerkosaan, dan penganiayaan agama oleh tentara Myanmar. Para tentara itu menyebutkan, pihaknya sedang berusaha untuk membawa pesanan ke Rakhine. Kejadian ini terjadi 2 tahun setelah Burma diubah menjadi Myanmar.

Dari 1992 hingga 1997, melalui perjanjian repatriasi lainnya, sekitar 230 ribu orang Rohingya kembali ke Rakhine. Pada 2012, terjadi kerusuhan antara Rohingya dengan kaum Budha di Rakhine yang menewaskan lebih dari 100 orang. Dari jumlah itu, lebih banyak orang Rohingya yang menjadi korbannya. Puluhan ribu orang dibawa ke Bangladesh dan hampir 150 ribu orang dipaksa masuk ke kamp-kamp di Rakhine.Sejarah Rohingnya MyanmarTerima kasih sudah membaca “Sejarah Penghilangan Etnis Rohingnya Myanmar” semoga bermanfaat

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.