Permainan Tradisional Betawi dan Tata Cara Bermainnya

0

Untuk mengisi waktu luang, alangkah baiknya anak-anak sudah diperkenalkan dengan berbagai permainan tradisional yang sangat bervariasi. Berikut beberapa permainan tradisioanl dari Betawi yang perlu pembaca ketahui :

Tangkreb

Permainan tradisional “Tangkreb” ini banyak ditemukan di wilayah Jakarta Utara yang daerahnya banyak mengandung tanah pasir, khususnya di Kampung Bendungan Melayu, Tugu, Koja, Jakarta Utara (pada zaman itu). Tangkrep berarti telungkup. Pemain minimal 2 orang tetapi biasanya bisa mencapai 7-10 orang. Peralatannya berupa potongan lidi dan pasir. Permainan ini di Jakarta Selatan disebut Rurub. Hanya di dalam permainan Rurub menggunakan peralatan uang gobang (sejenis uang logam) sedangkan di dalam permainan Tangkreb digunakan sebatang lidi dengan ukuran panjang antara 1-3 cm. Biasanya dilakukan di waktu senggang, tidak terikat pada peristiwa sosial tertentu dan tidak ada pantangan.

Lokasi permainan di sebidang tanah yang tidak begitu luas dan biasanya yang agak gembur atau mungkin pasir karena permainan ini membutuhkan gundukan-gundukan tanah yang fungsinya menyembunyikan potongan lidi tersebut.

Lidinya dimasukkan ke dalam dengan cara diselusupkan. Dalam permainan ada ini dua bentuk gundukan tanah. Jenis pertama, yang dibuat memanjang dengan panjang 5 jengkal ukuran telapak tangan dan tingginya sekitar 1-2 cm. Jenis kedua, yaitu dengan lima gundukan yang dibentuk seperti kerucut gunung. Biasanya para pemain akan memilih salah satu bentuknya.

Sebelum bermain, diadakan undian antara 2 orang untuk mencari penebak lebih dahulu dan lawannya bertugas menyembunyikan secermat mungkin potongan lidi ke dalam gundukan-gundukan pasir/tanah. Biasanya pemenang undian akan terlebih dahulu menebak dan pemain yang kalah akan bertugas menyembunyikannya. Tetapi diantara mereka sendiri memilihi siapa yang mau menebak lebih dahulu atau menyembunyikannya. Misal A lebih dahulu menyembunyikan lidi, maka ia berusaha menyembunyikan lidi pada gundukan tanah tersebut. Sedangkan si B mengamati gerak tangan si A. Setelah beres, maka si B harus sekali saja menebak dimana lidi tersebut disembunyikan.

Cara menyembunyikan lidi bisa dengan dua cara, yaitu si penebak membelakangi pemain lain, atau si penebak hanya melihat gerakan tangan pemain lain tersebut. Kemudian seperti itu seterusnya. Maka kata ibu saya, lebih seru apabila bermain ramai-ramai. Kadang ditentukan juga lama waktu menjawabnya. Dan pada waktu itu biasanya digunakan taruhan. Tetapi taruhannya tidak seperti uang, melainkan kelereng atau ikan dan sebagainya.

Ujungan

Permainan Ujungan Khas Betawi
Permainan Ujungan Khas Betawi

Permainan Ujungan adalah permainan tradisional jenis ketangkasan bela diri yang di dalamny ada tiga jenis seni. Seni musik, seni tari dan seni bela diri.

Setiap pertunjukan Ujungan selalu diiringi dengan alat musik Samyong,  sejenis Gambang berbahan kayu, keberadaanya kemudian digantikan oleh gamelan.

Samyong akan dimainkan bersamaan dengan masuknya ”Pengibing” pencak silat atau biasa disebut  Uncul  ke  arena. Pengibing akan berjalan keliling untuk mencari penantang. Jika ada orang yang masuk menerima tantangan, maka dimulailah Ujungan.

Sang pemenang kemudian akan mengajukan tantangan kepada penonton, begitu seterusnya hingga seseorang petarung dianggap sebagai seorang jawara Ujungan apabila tidak adalagi yang berani menantang.

Para pemain Ujungan akan saling beradu ”ketrampilan” dengan mengunakan tongkat  yang dimainkan berdasarkan teknik pencak  silat masing-masing. Ukuran tongkat bervariasi, berkisar 40-125cm, umumnya di daerah Betawi dan sekitarnya menggunakan rotan berukuran   70cm, dengan diameter sebesar lengan bayi.

Rotan yang digunakan dipilih dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi, sehingga dapat melengkung saat dipukulkan ke kaki atau badan lawan, polos tanpa dilapisi apapun sebagai pegangan.

Sutil

Salah satu permainan khas masyarakat Betawi. Istilah sutilberarti mengungkit. Jenis permainan ini hampir sama dengan ting-tong. Permainan sutil dapat dilakukan setiap saat dan pemain biasanya laki-laki yang berumur 7-13 tahun. Jumlah pemainnya 2 orang atau lebih. Sifat permainan dipertandingkan. Peralatannya terdiri dari sutil dan kepingan uang logam.

Sebelum bermain dilakukan undian untuk menentukan pihak yang mulai pertama kali. Pemenang undian memegang sisi uang logam kron (kap) dan yang kalah sisi cu. Pemenang undian memegang sutil. Dua keping uang logam ditaruh diujung sutil, kemudian dilentingkan ke atas dan jatuh ke tanah. Jika kedua keping menunjukkan kron dan cu tampak, berarti seri. Pihak yang kalah harus menerima hukuman sesuai perjanjian. Demikian berulang-ulang ± 10-20 kali dan selalu dengan undian seperti pertama dimulai.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.