HomeIndeks
Berita  

Profil Ketua MUI Terbaru: KH. Muhammad Anwar Iskandar, Ulama Visioner yang Lahir dari Tradisi Pesantren

Profil Ketua MUI Terbaru: KH. Muhammad Anwar Iskandar, Ulama Visioner yang Lahir dari Tradisi Pesantren
Profil Ketua MUI Terbaru: KH. Muhammad Anwar Iskandar, Ulama Visioner yang Lahir dari Tradisi Pesantren

INITU.ID – KH. Muhammad Anwar Iskandar kembali terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk periode 2025–2030, setelah ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI MUI yang berlangsung di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, pada 22 November 2025. Terpilihnya kembali KH. Anwar menegaskan kepercayaan besar para ulama Indonesia atas kepemimpinannya dalam membawa MUI tetap relevan pada isu keagamaan dan kebangsaan di era modern.

Dari Ruang Musyawarah ke Panggung Nasional

Penetapan KH. Anwar bukan sekadar pergantian jabatan, tetapi kontinuitas kepemimpinan ulama pesantren yang berpengaruh besar dalam membentuk wajah keagamaan Indonesia. Terpilihnya kembali menegaskan reputasinya sebagai sosok yang dihormati lintas generasi dan organisasi.

Profil Singkat KH. Muhammad Anwar Iskandar

  • Nama: KH. Muhammad Anwar Iskandar
  • Lahir: 24 April 1950, Banyuwangi, Jawa Timur
  • Jabatan saat ini:
    • Ketua Umum MUI 2025–2030
    • Wakil Rais ‘Aam PBNU
    • Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien dan Assa’idiyah, Kediri

Perjalanan Awal dari Pesantren Tradisional

KH. Anwar berasal dari keluarga ulama. Ayahnya adalah pendiri Pondok Pesantren Mambaul Ulum Banyuwangi. Sejak kecil ia menempuh pendidikan agama intensif sambil memperoleh pendidikan formal di pesantren ayahnya hingga lulus Madrasah Aliyah pada tahun 1964.

BACA JUGA: Biografi KH Miftachul Akhyar Ketua MUI Pusat 2020 – 2025

Pendidikan Tinggi dan Perjalanan Intelektual

Perjalanan pendidikannya penuh pengalaman penting:

  • 1967 – Menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri selama empat tahun di bawah KH. Mahrus Aly.
  • Pernah mengaji di pesantren besar lain seperti:
    • PP Al-Falah Ploso Kediri
    • PP Al-Anwar Sarang, Rembang
  • 1969 – Mendapat gelar sarjana muda dari Universitas Islam Tribakti Lirboyo
  • 1970 – Melanjutkan studi di Jakarta hingga memperoleh gelar sarjana lengkap dari UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Adab Sastra Arab.

Setelah itu, ia memilih berdakwah dan menetap di Kota Kediri.

Keluarga dan Latar Pesantren

KH. Anwar adalah putra pasangan Kiai Iskandar dan Siti Robi’ah Al Adawiyah. Pada tahun 1975, ia menikah dengan Qoni’atus Zahro, putri dari pemimpin Pesantren Assa’idiyah Kediri. Pada 1990, ia menikah lagi dengan Yayan Handayani dari Bogor.

Kiprah Besar di Dunia Pendidikan

Sebagai ulama pesantren, KH. Anwar tidak hanya berdakwah, tetapi membangun lembaga pendidikan yang berkembang luas:

  • Ketua Yayasan Assa’idiyah Kediri sejak 1982
  • Pendiri Pondok Pesantren Al-Amien (1995)
  • Ketua Yayasan Universitas Islam Kadiri (UNISKA) sejak 1985

Karier Organisasi: Dari PMII hingga MUI Nasional

KH. Anwar aktif dalam organisasi Islam sejak muda:

Karier Keagamaan & Organisasi

  • IPNU Banyuwangi (1965)
  • Ketua PMII Universitas Tribakti
  • Pengurus Besar PMII di Jakarta
  • Ketua GP Ansor Kediri dua periode (1975)
  • Rais Syuriah PCNU Kediri (1982)
  • Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur (1997)
  • Wakil Rais ‘Aam PBNU (2022)
  • Ketua Umum MUI (2023)
  • Kembali terpilih sebagai Ketua Umum MUI periode 2025–2030

Karier Politik

  • Anggota MPR RI utusan Jawa Timur (1998)
  • Ketua DPP PKNU (2008)

Pemilihan MUI 2025: Legitimasi Kepercayaan Ulama

Munas XI yang diselenggarakan pada 22 November 2025 menjadi momen penting bagi MUI. Dalam forum tertinggi organisasi tersebut, KH. Anwar kembali diberi amanah memimpin MUI untuk lima tahun ke depan.

Hal ini menunjukkan:

  • konsistensi kepemimpinannya
  • kepercayaan dan dukungan kuat dari berbagai kalangan ulama
  • kemampuan menjembatani pesantren tradisional dengan tantangan zaman

Penutup

KH. Muhammad Anwar Iskandar adalah contoh ulama yang tumbuh dari kultur pesantren, meniti karier keagamaan sejak masa muda, hingga dipercaya kembali memimpin MUI periode 2025–2030. Dengan pengalaman panjang di pendidikan, dakwah, organisasi, dan kebangsaan, kepemimpinannya dinilai mampu membawa MUI tetap kokoh menghadapi isu-isu keumatan di masa depan.

Exit mobile version