Mengenal Embrio Transfer dalam Proses IVF

Mengenal Embrio Transfer dalam Proses IVF

Salah satu prosedur dalam program IVF atau proses bayi tabung adalah penempatan kembali embrio (Embryo Transfer atau ET). Umumnya ET dilaksanakan saat embrio telah berusia 3 hari. Walaupun demikian cukup banyak center IVF melaksanakan prosedur yang disebut dengan Blastocyst culture dan melaksanakan ET saat embrio berusia 5 hari. Hal ini tergantung kondisi pasien, jika memang banyak embrio biasanya akan ditransfer lebih dari 3 hari tetapi jika sedikit (>4) akan ditransfer pada saat berusia 3 hari.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Pengertian dari Blastocyst culture adalah proses dimana embrio dijaga berkembang lebih lama di laboratorium sehingga embrio telah mencapai tahapan lebih lanjut saat ditempatkan kembali ke dalam rahim.

Umumnya embrio dijaga di laboratorium hingga berusia 3 hari, yaitu saat embrio telah melalui pembelahan sel hingga mencapai 4-10 sel. Pada blastocyst culture, proses ini diperpanjang hingga hari ke 5 atau 6, dimana embrio telah mencapai tahapan blastocyst (telah membelah menjadi ratusan sel).

Pada saat embrio mencapai tahap Blastocyst, embrio telah melalui beberapa tingkatan pembelahan sel dan mencapai tingkatan diferensiasi sel tertentu. Kondisi embrio yang lebih berkembang memungkinkan embriologist untuk menilai embrio mana yang memiliki potensi pertumbuhan terbaik sehingga dengan demikian embriologist dapat memilih embrio dengan kualitas paling baik, untuk dipersiapkan ET. Dengan kata lain, dilakukannya Blastocyst culture akan memaksimalkan kemungkinan kehamilan yang viable.

Walaupun demikian menunggu usia embrio hingga 5 hari tidak akan selalu meningkatkan kualitas embrio. Bahkan tidak dapat dipastikan apakah embrio akan dapat bertahan mencapai tahapan Blastocyst. Oleh karena itu dilaksanakannya Blastocyst culture dan ET pada hari ke 5 bukanlah pilihan untuk semua pasangan.

Pasangan yang memiliki jumlah embrio yang banyak merupakan salah satu kandidat dilaksanakannya Blastocyst culture. Hal ini dikarenakan adanya pertimbangan bahwa tidak semua embrio dapat bertahan hingga tahapan Blastocyst. Selain itu, setiap harinya jumlah embrio yang gagal berkembang umumnya akan meningkat. Dengan jumlah embrio yang besar diharapkan adanya cukup embrio yang berkembang.

Faktor usia, kondisi infertilitas pasangan, resiko kehamilan multipel serta riwayat kegagalan IVF sebelumnya juga menjadi pertimbangan dalam dilakukannya Blastocyst culture. Oleh karena itu sangat penting untuk berdiskusi dengan dokter anda untuk memutuskan apakah Blastocyst culture tepat bagi anda dan pasangan.

 

 

 

Sumber: http://www.morulaivf.co.id/

Lihat juga berita-berita INITU di Google News, Klik Disini

Share the Post:

Related Posts