Kiai Haji Bishri Syansuri lahir di Pati, Jawa Tengah pada tanggal 18 September 1886 beliau meninggal di Jombang, Jawa Timur, 25 April 1980 pada umur 93 tahun.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Yang perlu dicatat KH Bisri Syansuri merupakan seorang ulama dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Beliau terkenal atas penguasaannya di bidang fikih agama Islam.
Bisri Syansuri juga pernah aktif berpolitik, antara lain sempat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mewakili Masyumi, menjadi anggota Dewan Konstituante, ketua Majelis Syuro Partai Persatuan Pembangunan dan sebagai Rais Aam NU. Ia adalah kakek dari Abdurrahman Wahid, Presiden Republik Indonesia keempat.
Pendiri Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar
Beliau merupakan Pendiri Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang. Terlibat aktif dalam perlawanan terhadap penjajah sebagai Komandan Markas Besar Ulama.
Pada tahun 1919, KH Bisri Syansuri mendirikan kelas untuk santri perempuan di pesantrennya. Para santri putri itu adalah anak tetangga sekitar yang diajar di beranda belakang rumahnya.
Pergerakan
Di sisi pergerakan, KH Bisri Syansuri bersama para kiai muda saat itu antara lain KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Mas Mansyur, KH Dahlan Kebondalem, dan KH Ridwan, membentuk klub kajian yang diberi nama Taswirul Afkar (konseptualisasi pemikiran) dan sekolah agama dengan nama yang sama, yaitu Madrasah Taswirul Afkar.
Selanjutnya KH Bisri Syansuri jug aterkenal sebagai peserta aktif dalam musyawarah hukum agama, yang sering berlangsung di antara lingkungan para kiai pesantren, sehingga pada akhirnya terbentuklah organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Diusulkan Menjadi Pahlawan
Sesuai dengan riwayat perjuangannya di Indonesia, beberapa tokoh mengusulkan KH Bisri Syansuri bersama KH Syaichona Cholil Bangkalan menjadi Pahlawan Nasional. Meskipun nama beliau sudah harum dan tidak memerlukan gelar lagi.